Lawan Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Venesia Terancam Diubah

Senin, 16 November 2020 | 11:30 WIB
Lawan Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Venesia Terancam Diubah
Venesia. (Pixabay/PhotoGranary)

Suara.com - Venesia dikenal sebagai Kota Apung karena memiliki ratusan kanal berliku. Kota yang terletak di Italia ini telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia dari UNESCO. Sayang, kota bernuansa lawas itu terancam diubah akibat dampak dari perubahan iklim.

Saat ini, Venesia tengah dilanda banjir. Panel Antarpemerintah PBB tentang Perubahan Iklim baru-baru ini melaporkan bahwa selama 30 tahun ke depan, banjir di Venesia akan meningkat.

Laut Adriatik naik beberapa milimeter setiap tahun, banjir besar yang terjadi setiap 100 tahun diperkirakan akan terjadi setiap enam tahun pada 2050 dan setiap lima bulan pada 2100.

Erin Seekamp, Profesor Manajemen Taman, Rekreasi dan Pariwisata dari North Carolina State University, membantu pengelola warisan membuat keputusan dengan memprioritaskan situs mana yang akan "diselamatkan" ketika dana, waktu, atau keduanya terbatas.

Ilustrasi perubahan iklim. [Shutterstock]
Ilustrasi perubahan iklim. [Shutterstock]

Selain Venesia, situs budaya di seluruh dunia yang tak terhitung banyaknya telah mengalami banjir akibat badai, erosi, dan genangan air laut yang naik.

Para ahli pelestarian budaya di seluruh dunia sepakat bahwa tidak mungkin melindungi semua tempat tersebut selamanya. Banyak yang membutuhkan pemulihan terus-menerus dan situs lainnya akan membutuhkan pertahanan seperti tembok laut, tetapi pertahan seperti itu mungkin tidak efektif untuk waktu yang lama.

Beberapa situs dapat dilindungi dengan cara yang dapat mengubah bentuk aslinya, seperti meninggikan atau memindahkan bangunan, membiarkannya rusak, atau dipindahkan dari lanskap.

Langkah-langkah tersebut melampaui restorasi, yang dapat bertentangan dengan mandat untuk melestarikan situs dan bangunan untuk selamanya.

Sebelumnya, hal ini pernah terjadi pada 1999 ketika erosi tanpa henti dari garis pantai Carolina Utara, memaksa National Park Service untuk memindahkan Cape Hatteras Lighthouse dan Keeper's Quarters sekitar setengah mil ke pedalaman.

Baca Juga: Rencana Joe Biden Paling Progresif Buat Tangani Kenaikan Suhu Bumi

Merelokasi bangunan pertengahan abad ke-19 tersebut menghabiskan biaya 11,8 juta dolar AS dan memicu perdebatan bagaimana menangani bangunan bersejarah yang terancam punah.

Kemudian pada 2015, para manajer di Cape Lookout National Seashore Carolina Utara menyadari bahwa bangunan di Portsmouth Village dan Cape Lookout Village, dua distrik bersejarah maritim, terancam oleh banjir terkait badai dan naiknya air laut.

Portsmouth Village, yang dibangun pada 1753, berfungsi sebagai kota pelabuhan yang berkembang selama pemukiman kolonial. Sementara Cape Lookout Village memberikan dukungan navigasi dengan pembangunan mercusuar pada 1812 yang diganti pada 1859.

Bangunan-bangunan ini masuk ke dalam Daftar Tempat Bersejarah Nasional, yang mengharuskan pengelola melestarikannya selamanya. Tetapi para pejabat tidak yakin tentang bangunan bersejarah mana yang harus diselamatkan terlebih dahulu jika ada bencana.

Para ahli juga harus mengidentifikasi strategi, seperti memindahkan bangunan yang akan memaksimalkan signifikansi yang dipertahankan di seluruh lanskap taman.

Jembatan Rialto di Venesia. (Pixabay/LunarSeaArt)
Jembatan Rialto di Venesia. (Pixabay/LunarSeaArt)

Profesor Seekamp mengembangkan proses untuk mengukur signifikansi relatif dari bangunan bersejarah. Ia dan timnya kemudian membuat alat perencanaan untuk membantu manajer National Park Service membuat keputusan yang hemat biaya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI