Gawat! 2020 Tercatat Jadi Tahun Terpanas dalam Sejarah

Senin, 11 Januari 2021 | 15:30 WIB
Gawat! 2020 Tercatat Jadi Tahun Terpanas dalam Sejarah
Ilustrasi musim panas. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Data terbaru dari Copernicus Climate Change Service (C3S) melaporkan, 2020 menjadi tahun terpanas yang tercatat dalam sejarah secara global, bersama dengan 2016 dan tahun terpanas yang pernah tercatat untuk Eropa.

Para ilmuwan sebelumnya berspekulasi, 2020 akan menjadi salah satu tahun terpanas dan hal itu sekarang dikonfirmasi oleh C3S.

Data menunjukkan bahwa 2020 lebih hangat 0,6 derajat Celcius daripada periode referensi standar 1981 hingga 2010 dan sekitar 1,25 derajat Celcius di atas level sebelum revolusi industri.

Meskipun 2020 setara dengan rekor 2016, tapi 2016 mendapat dorongan tambahan dari fenomena El Nino, peningkatan jangka pendek suhu permukaan laut di Pasifik tropis yang cenderung meningkatkan suhu di seluruh dunia, setiap dua hingga tujuh tahun.

Ilustrasi dampak El Nino. [Orlando Sierra/AFP]
Ilustrasi dampak El Nino. [Orlando Sierra/AFP]

Ironisnya, rekor tertinggi tahun lalu terjadi tanpa bantuan peristiwa El Nino, tetapi masih berhasil menyaingi rekor 2016.

"Sangat jelas bahwa dengan tidak adanya dampak El Nino dan La Nina pada suhu tahun ke tahun, 2020 akan menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat," kata Zeke Hausfather, direktur iklim dan energi di Breakthrough Institute di Oakland, seperti dikutip dari Science Alert, Senin (11/1/2021).

Walau terjadi penurunan terbesar dalam emisi karbon dioksida akibat pandemi Covid-19, tetapi sangat kecil kemungkinannya untuk memberikan dampak yang signifikan pada keadaan krisis iklim dalam jangka pendek atau panjang.

Data satelit C3S yang baru juga menunjukkan bahwa konsentrasi karbon dioksida terus meningkat pada 2020, meskipun dengan laju yang sedikit lebih lambat dari tahun-tahun sebelumnya.

C3S melaporkan tingkat karbon dioksida di Bumi mencapai puncaknya pada 413 bagian per juta, hampir 50 persen lebih banyak dari awal abad ke-18, sebelum pembakaran bahan bakar fosil mulai memenuhi langit dengan gas rumah kaca.

Baca Juga: Terbuat dari Es, Robot Ini Siap Jelajahi Planet Beku

Beberapa wilayah juga mengalami pemanasan jauh di atas rata-rata global pada 2020.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI