Kirin dan kutukan Trump
Tetapi yang paling parah adalah hilangnya akses ke teknologi pembuatan prosesor. Ponsel-ponsel Huawei selama ini menggunakan prosesor Kirin yang diproduksi sendiri oleh unit bisnis chipset Huawei, HiSillicon.
HiSillicon bergantung pada software perusahaan AS seperti Cadence Design System atau Synopsys Inc untuk mendesain prosesornya dan perakitannya diserahkan ke perusahaan Taiwan, TSMC, yang sialnya juga menggunakan peranti-peranti Amerika Serikat.
Kabarnya model Huawei P dan Mate dijual karena Huawei sudah kesulitan menyediakan prosesor Kirin untuk gawai-gawai tersebut. Tahun lalu diperkirakan bahwa stok Kirin milik Huawei akan habis tahun ini.
Huawei sendiri disanksi oleh rezim Trump karena dituding memiliki hubungan dengan militer Tiongkok dan memiliki risiko ancaman terhadap keamanan dalam negeri Amerika. Tudingan ini selalu dibantah oleh Huawei.
Dalam bisnis ponsel pintar dunia, Huawei bukan merek kemarin sore. Cuma memiliki pasar sekitar 3,3 persen pada 2012, Huawei tumbuh menjadi pesaing utama Samsung dan Apple di pentas dunia.
Di akhir 2018, Huawei sudah menjelma menjadi salah satu raksasa dunia dengan pangsa pasar di atas 15 persen dan menyentuh angka 19 persen pada awal 2019.
Di awal 2020, meski sudah disanksi Trump, Huawei sukses menjadi merek ponsel paling laris di dunia. Tetapi pada akhir 2020 pamor Huawei mulai pudar dan turun ke peringkat kedua di pasar ponsel global.
Baca Juga: Tak Kuat Hadapi Sanksi Amerika, Merek Huawei P dan Mate Akan Dijual