Suara.com - NASA melakukan eksperimen latihan untuk melindungi Bumi jika ada asteroid berbahaya ditemukan akan menghantam planet.
Hasil simulasi selama enam bulan pelatihan pertahanan planet yang dilakukan NASA dan Badan Antariksa Eropa (ESA), mengungkapkan bahwa bom nuklir tidak dapat menghentikan ancaman asteroid berbahaya.
Latihan itu dilakukan selama empat hari, mulai 26 April hingga 29 April.
Para ilmuwan diberi tahu bahwa mereka memiliki waktu enam bulan untuk melaksanakan rencana menghentikan asteroid, yang akan bertabrakan dengan Bumi.
Para ahli berkesimpulan, enam bulan adalah waktu yang terlalu singkat untuk membangun pesawat luar angkasa yang diperlukan dan melepaskan bom nuklir tidak akan membuahkan hasil.
Latihan simulasi ini sebenarnya dilakukan setiap dua tahun sebagai bagian dari Konferensi Pertahanan Planet.
![Asteroid 2021PDC. [NASA]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/05/05/31425-asteroid-2021pdc.jpg)
Kali ini, ilmuwan Amerika Serikat dan Uni Eropa diberi tahu tentang keberadaan asteroid 2021PDC, yang berpeluang 5 persen menghantam Bumi pada 20 Oktober 2021.
Simulasi hari pertama dihabiskan untuk mengumpulkan data. Pada hari kedua, para ahli mulai menyaring informasi tentang orbit dan lintasannya.
Tim menemukan bahwa asteroid itu berpotensi menghantam Afrika atau Eropa.
Baca Juga: NASA Perpanjang Misi Helikopter Ingenuity di Mars
Pada awalnya, para ilmuwan mulai mencari cara untuk mencegah hantaman asteroid terjadi.
Namun, garis waktu enam bulan tidak memungkinkan untuk melakukan misi luar angkasa yang kredibel, mengingat keadaan teknologi saat ini.
Tim ahli kemudian menilai apakah perangkat nuklir dapat digunakan untuk menghancurkan asteroid.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa jika perangkat nuklir menghantam asteroid dengan harapan dapat membelokkan arah lintasannya atau menghancurkannya.
Bom nuklir itu hanya dapat memecah asteroid menjadi ukuran yang lebih kecil tetapi tidak dapat menghancurkannya.
Simulasi menunjukkan 2021PDC bisa berukuran antara 114 kaki hingga setengah mil dan tidak ada kepastian apakah bom nuklir raksasa dapat menghantam asteroid tersebut.