Salah satu saksi mata yang selamat dari pembantaian itu adalah Arthur Haines, seorang tentara Inggris yang dirawat karena malaria di rumah sakit.
Menurut Haines, pasukan Jepang mengamuk di rumah sakit dan menembak lebih dari 200 pasien dan staf rumah sakit.
Dilansir dari Live Science, Kamis (3/6/2021), mayat-mayat itu diperkirakan dikuburkan di kuburan massal di belakang gedung rumah sakit, yang sekarang ditutupi oleh halaman rumput.

Penyelidikan sejauh ini telah mensurvei halaman dengan peralatan radar penembus tanah (GPR).
Menurut Straits Times, penyelidikan lebih lanjut dapat berupa penggalian parit di lokasi di mana peralatan GPR telah menunjukkan anomali.