Perusahaan mencari VOC dan VOI dengan menganalisis materi genetik virus pada 54 dari 77 kasus Covid-19.

Dari 77 kasus tersebut, sebanyak 35 kasus melibatkan VOC dan sembilan melibatkan VOI.
Sementara itu, 38 dari 44 kasus VOC dan VOI ini terjadi pada kelompok plasebo dan enam pada kelompok yang divaksinasi.
Sekitar setengah dari peserta yang terinfeksi VOC terpapar varian Alpha atau dikenal juga sebagai B.1.1.7.
Beberapa orang memiliki varian Beta atau Gamma dan tidak ada yang terpapar varian Delta atau varian yang diidentifikasi di India, sehingga potensi vaksin terhadap varian Delta masih tidak diketahui.
Vaksin yang disebut NVX-CoV2373 ini mengandung nanopartikel bertatahkan protein lonjakan (spike protein) yang dimodifikasi.
Nanopartikel tidak dapat bereplikasi seperti virus atau menyebabkan Covid-19, tetapi itu melatih sistem kekebalan untuk mengenali virus.
Vaksin ini juga mengandung saponin, senyawa yang diekstrak dari pohon soapbark yang bertindak sebagai adjuvant.

Vaksin dapat disimpan pada suhu lemari es dan dapat diberikan dalam dua dosis dalam kurun waktu terpisah tiga minggu.
Baca Juga: Pasien Covid-19 Meninggal di Jateng, 87 Persen Karena Belum Divaksin
Novavax akan mengajukan permohonan otorisasi penggunaan darurat (EUA) di Amerika Serikat setelah menyelesaikan tes kontrol kualitas, untuk membuktikan bahwa vaksin dapat diproduksi secara andal dalam skala besar.
Perusahaan juga berencana mengajukan otorisasi di Inggris, Uni Eropa, India, dan Korea Selatan.