Sementara, peneliti di Brasil menemukan vaksin Sinovac 62,3 persen efektif setelah dosis kedua dengan interval dosis yang lebih lama.
Sedangkan peneliti di Turki melaporkan kemanjuran vaksin 83,5 persen.
Namun tampaknya, vaksin terbukti lebih efektif saat diberikan dalam kehidupan nyata, bukan pengujian.
Di Indonesia, penelitian yang melibatkan petugas kesehatan yang menerima CoronaVac melaporkan, efektivitas vaksin sebesar 98 persen mampu melindungi petugas medis dari kematian dan 96 persen dari potensi rawat inap setelah tujuh hari penerimaan dosis kedua.
Tetapi, penilaian WHO terhadap Sinovac menempatkan vaksin itu pada efektivitas 51 persen, dalam mencegah munculnya gejala dan 100 persen efektif dalam mencegah potensi rawat inap.
CoronaVac adalah vaksin yang paling banyak diberikan di Brasil. Para ahli di sana mengatakan, kemanjurannya tidak berkurang ketika melawan varian Gamma.
Untuk penyimpanan, vaksin dapat disimpan pada suhu lemari es biasa.
![Vaksinasi Covid-19 di Brasil. [Douglas Magno/AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/07/01/57002-vaksinasi-covid-19-di-brasil.jpg)
Vaksin Pfizer merupakan hasil kolaborasi perusahaan bioteknologi Jerman bernama BioNTech dengan perusahaan farmasi asal Amerika, Pfizer.
Baca Juga: Singapura: Warga yang Disuntik Vaksin Sinovac Akan Diperlakukan Khusus
Pfizer menggunakan teknologi mRNA yang bekerja secara berbeda dari pendekatan tradisional.