Para peneliti memetakan skenario kenaikan permukaan laut dari Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional, ambang batas banjir dan siklus astronomi.
Ditemukan, banjir di daerah pesisir bisa jauh lebih buruk datang pada tahun 2030-an ketika "goyangan" berikutnya akan dimulai.
Air yang naik diperkirakan akan menyebabkan kerusakan serius pada infrastruktur dan menggusur masyarakat pesisir.
Pada 2019, NOAA mencatat lebih dari 600 bencana banjir dan para peneliti memperkirakan akan ada tiga hingga empat kali lipat pada pertengahan 2030-an setelah satu dekade kenaikan permukaan laut.
“Daerah dataran rendah di dekat permukaan laut semakin berisiko dan menderita karena meningkatnya banjir, dan itu hanya akan menjadi lebih buruk,” kata Administrator NASA Bill Nelson.
“Kombinasi tarikan gravitasi Bulan, naiknya permukaan laut, dan perubahan iklim akan terus memperburuk banjir pesisir di garis pantai kita dan di seluruh dunia,” tambahnya.

Dilansir laman New York Post, Rabu (14/7/2021) wilayah di AS, Hawaii, dan Guam paling berisiko terkena dampak ini.
Kenaikan air diperkirakan akan menggusur lebih dari 100 juta orang di seluruh dunia dan membuat sebagian besar garis pantai tidak dapat dihuni sebelum 2100.
Sementara badai membawa lebih banyak banjir daripada air pasang, para ilmuwan mengatakan, frekuensi banjir akan menjadi bahaya yang sebenarnya.
Baca Juga: Perhatian, Ini Beda Varian Covid-19 Delta, Delta Plus, Kappa, dan Lambda
“Ini adalah akumulasi efek dari waktu ke waktu yang akan berdampak,” kata Phil Thompson, penulis utama studi tersebut, yang diterbitkan dalam jurnal “Nature Climate Change” pada akhir Juni.