“Kombinasi tarikan gravitasi Bulan, naiknya permukaan laut, dan perubahan iklim akan terus memperburuk banjir pesisir di garis pantai kita dan di seluruh dunia,” tambahnya.

Dilansir laman New York Post, Rabu (14/7/2021) wilayah di AS, Hawaii, dan Guam paling berisiko terkena dampak ini.
Kenaikan air diperkirakan akan menggusur lebih dari 100 juta orang di seluruh dunia dan membuat sebagian besar garis pantai tidak dapat dihuni sebelum 2100.
Sementara badai membawa lebih banyak banjir daripada air pasang, para ilmuwan mengatakan, frekuensi banjir akan menjadi bahaya yang sebenarnya.
“Ini adalah akumulasi efek dari waktu ke waktu yang akan berdampak,” kata Phil Thompson, penulis utama studi tersebut, yang diterbitkan dalam jurnal “Nature Climate Change” pada akhir Juni.
“Jika banjir 10 atau 15 kali sebulan, sebuah bisnis tidak dapat terus beroperasi dengan tempat parkir di bawah air. Orang kehilangan pekerjaan karena tidak bisa bekerja. Peresapan tangki septik menjadi masalah kesehatan masyarakat,” pungkasnya.