Kepala BRIN menuturkan dari evaluasi sejak bulan Juni ada beberapa masalah fundamental. Itu dikarenakan pengembangan vaksin dari nol baru dilakukan di Indonesia yakni pada vaksin Merah Putih sehingga memang belum berpengalaman baik periset maupun farmasi.
"Ini menjadi pekerjaan rumah bagi BRIN untuk menyiapkan segala hal, khususnya dari pembelajaran pandemi ini. Kita mendapat banyak pelajaran berharga dari pandemi ini, dan BRIN harus memperbaikinya agar ke depan negara kita lebih siap," tuturnya
Namun, secara global pengembangan vaksin memang tidak mudah. Sampai saat ini vaksin yang sudah beredar juga baru sedikit, hanya dari beberapa negara.
Oleh sebab itu, BRIN juga melakukan pendekatan ke berbagai pihak di luar negeri untuk kolaborasi lintas negara untuk percepatan. [Antara]