Menurut Medical.net, peradangan akut dimulai dengan lima gejala utama, mulai dari kemerahan (rubor), pembengkakan (tumor), panas (kalor), nyeri (dolor), dan hilang fungsi (functio laesa).
Sementara untuk pasien Covid-19, Badai Sitokin ini menyerang jaringan paru-paru dan pembuluh darah (kapiler), yang kemudian disebut sindrom gangguan pernapasan akut atau acute respiratory distress syndrome (ARDS).
ARDS ini menyebabkan terjadinya permeabilitas pembuluh darah di sekitarnya, dalam hal ini adalah paru-paru.
Saat permeabilitas paru-paru meningkat, cairan edema yang kaya protein kemudian ditarik ke paru-paru.
Cairan ini berakibat pada terhambatnya pertukaran oksigen. Hal inilah yang menyebabkan kenapa penderita Covid-19 mengalami sesak napas.
![Sesak napas. [Freepik]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/08/22/45388-sesak-napas.jpg)
Jika tidak diobati, Badai Sitokin di pasien Covid-19 tak hanya menyebabkan ARDS, tapi juga meluas ke kerusakan jaringan, kegagalan organ, hingga kematian.