Apa Makna Jilbab Bagi Perempuan Indonesia?

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 29 September 2021 | 21:17 WIB
Apa Makna Jilbab Bagi Perempuan Indonesia?
Yulianingsih Riswan, dosen Filsafat UGM, dalam penelitiannya menemukan tiga makna jilbab bagi perempuan Indonesia. Foto: Jilbab instan Bokitta berasal dari Lebanon. (Suara.com/Dinda Rachmawati)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Meski tampak sangat berbeda, bahkan berseberangan, ketiga kategori ini berbagi dua kata kunci: rasa nyaman dan rujukan pada dalil agama.

Baik yang memutuskan menggunakan jilbab, yang melepasnya, ataupun yang lepas-pasang, sama-sama menggunakan istilah “nyaman” sebagai alasan memilih kuasa atas tubuh.

Selain itu, responden juga sama-sama merujuk pada dalil agama, namun dengan penafsiran yang berbeda-beda.

Pada prinsipnya mereka sepakat bahwa menutup aurat itu perintah agama, namun batasan aurat menjadi area yang masih terus diperdebatkan.

Sejarah hijab di Indonesia

Mari kita tengok sebentar perjalanan hijab di alur sejarah Indonesia.

Perempuan Nusantara sudah mengenal kain penutup kepala sudah setidaknya sejak tahun 1600-an, sebagaimana catatan sejarawan Prancis, Dennys Lombard, dalam bukunya “Kerajaan Aceh, Jaman Sultan Iskandar Muda 1607-1636”.

Periode kolonial kemudian yang memberikan akses bagi kaum perempuan elit pada pendidikan membuka kesempatan kaum perempuan untuk mengenal banyak hal, termasuk salah satunya cara berbusana.

Pendidikan yang diselenggarakan oleh institusi Islam seperti Muhammadiyah juga mendorong kaum perempuan untuk menutup aurat di ruang publik dan untuk menunjukkan identitas yang berbeda dari kaum kolonial, misalnya dengan mengenakan kebaya dan kerudung.

Baca Juga: Tak Hanya Belanja, Beli Hijab yang Satu Ini Bisa Sekalian Sedekah

Era kolonial merupakan masa pertautan modernisasi pendidikan Barat, kebangkitan kelompok muslim, dan nasionalisme. Pada era itu, jilbab menjadi penanda identitas baru bagi muslimah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI