Suara.com - Koneksi jaringan akan semakin besar dan data center pun menjadi hal esensial dan tak boleh sampai bermasalah, apalagi dalam waktu lama atau seperti terjadi kebakaran.
Sontak semua industri yang mengandalkan data center akan lumpuh total, bisnis mati dan kerugian perusahaan akan menggunung, yang berimbas pada citra perusahaan.
"Data center menjadi urat nadi internet, termasuk di Indonesia, apalagi yang terhubung dengan Indonesia Internet Exchange," ujar Direktur ICT Institute, Heru Sutadi dalam keterangan resminya, Senin (27/12/2021).
Intinya, kata dia, sebuah data center itu harus kuat menghadapi segala macam bencana agar bisnis bisa terus berjalan.
Oleh karena itu, data center harus mematuhi standar internasional yang penempatannya bersifat khusus atau tidak sembarangan.
Termasuk juga memperhatikan sisi catu daya, tahan gempa dan kebakaran, serta jaminan kemampuan untuk beroperasi selama 24/7.

Direktur Wholesale & International Service PT Telkom Indonesia, Bogi Witjaksono menjelaskan beberapa standar yang harus dipatuhi para pemilik data center.
Di antaranya adalah Suppression System untuk ruang server dan data center harus memenuhi kualitas aman di udara.
Aturan ini ada dalam dokumen NFPA 75 Standar for protection of Information Technology.
Baca Juga: Huawei Siapkan Data Center Ramah Lingkungan di Indonesia
NFPA 75 adalah Standar untuk Perlindungan Kebakaran Peralatan Teknologi Informasi.