Apalagi, akses berbagai layanan video, termasuk menggunakan aplikasi meeting, kecepatan upload dan download yang tidak memadai, membuat film yang ditonton maupun meeting menjadi tidak nyaman.
Persoalan sering kali muncul karena yang ditawarkan provider internet tidak sama dengan yang pengguna rasakan.
“Ini diistilahkan dengan throughput performance. Lewat parameter ini dapat diketahui penyedia internet mana yang menawarkan layanan sesuai fakta dan mana yang sekadar alat berjualan, atau gimmick ke pelanggan saja,” yakinnya.
Riset Enciety
Heru pun memaparkan laporan riset Enciety Business Consult terkait quality of service (QoS) provider fixed broadband melalui direct observation (DO) di delapan kota di Indonesia, yakni Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Balikpapan, dan Makassar yang dirilis Februari lalu.
Riset membandingkan realisasi performa download speed yang dirasakan pelanggan dengan kecepatan download yang dijanjikan provider (throughput performance).

DO dilakukan pada sembilan provider, yaitu IndiHome, Biznet, CBN, First Media, Iconnet, MNC Play, MyRepublic, Oxygen, dan XL Home.
Hasilnya, layanan lima provider punya rata-rata throughput performance paling baik, yakni IndiHome (102 persen), diikuti MyRepublic (96 persen), CBN (84 persen), Oxygen (82 persen), dan Firstmedia (80 persen). Sementara itu, rata-rata throughput performance Biznet 33 persen.
Khusus untuk Jakarta, dari segi kecepatan download, untuk Paket 85 Mbps Biznet, pelanggan mendapatkan rata-rata kecepatan download 30,2 Mbps dengan throughput 36 persen.
Baca Juga: Bahaya, Peneliti Sebut 43% Bisnis Tidak Melindungi Rangkaian IoT Mereka
Selanjutnya, untuk paket 50 Mbps MyRepublic, pelanggan mendapatkan rata-rata kecepatan download 44,2 Mbps dengan throughput 88 persen.