“Tahap pertama kegiatan penelitian, yaitu ‘Amati’ dimulai pada 21 Mei 2022 dengan melakukan pengukuran kepadatan bakau, lamun, terumbu karang, dan volume sampah di pesisir Pulau Pramuka," bebernya.
Dia menambahkan, menggunakan metode ‘Transect’ didapatkan temuan bahwa tingkat tutupan terumbu karang di sekitar Pulau Pramuka tergolong rendah, sedangkan kepadatan mangrove tergolong sedang.
"Sebaliknya kandungan sampah seperti masker, kemasan makanan sekali pakai dan popok bayi di pantai tergolong tinggi”, jelas Idris.
Data temuan ini kemudian di ‘Analisa’ pada tahap kedua, dimana anggota Sharp Greenerator mencari solusi dengan menggunakan sistem Forum Group Discussion (FGD).
Pada tahap ketiga ‘Ajarkan’, para anggota Sharp Greenerator memberikan edukasi siswa-siswi Madrasah Ibtidayah 17 Pulau Panggang mengenai pentingnya melestarikan lingkungan dengan suasana ‘fun education’ melalui pertunjukan teaterikal boneka tangan.
![Menganalisa Permasalahan dengan Forum Group Discussion. [Sharp Indonesia]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/05/26/34999-kegiatan-sharp-greenerator.jpg)
Tidak berhenti disana, setelah mengedukasi agar dapat memahami pesan yang disampaikan, para siswa-siswi dan guru diajak untuk melakukan ‘Aksi’ yang merupakan tahap ke empat yaitu penanaman ratusan hutan bakau dan pembersihan pantai dari sampah.
Aksi Sharp Greenerator dalam memperingati hari keanekaragaman hayati sedunia yang diikuti oleh 30 orang anggota, ditutup dengan kegiatan transplantasi puluhan terumbu karang di Area Perlindungan Laut (APL) Gosong Pulau Pramuka.
Presiden Sharp Greenerator Prima Yulina menyambut baik atas semua kegiatan ini.
"Bagi generasi muda yang tertarik dengan kegiatan alam, dapat bergabung bersama kami, komunitas ini terbuka lebar untuk anak-anak muda yang menyukai tantangan," tutupnya.
Baca Juga: Mudahkan Konsumen Nikmati Tayangan Digital, Sharp Luncurkan Set Top Box