Bisakah Badai Matahari Sebabkan Tsunami?

Dythia Novianty Suara.Com
Rabu, 14 September 2022 | 15:18 WIB
Bisakah Badai Matahari Sebabkan Tsunami?
Ilustrasi tsunami.(Pixabay/KELLEPICS)
Ilustrasi gempa bumi (pixabay)
Ilustrasi gempa bumi (pixabay)

"[Kami menemukan] bukti untuk korelasi tinggi antara gempa bumi besar di seluruh dunia dan kepadatan proton di dekat magnetosfer, karena angin matahari," tulis para peneliti, yang dipimpin oleh Vito Marchitelli, pakar analisis satelit di Universitas Basilicata di Potenzo, Italia. dalam studi.

"Hasil ini sangat penting untuk penelitian seismologi dan kemungkinan implikasi masa depan pada perkiraan gempa," teranganya dilansir laman Space.com, Rabu (14/9/2022).

Badai Matahari yang mempengaruhi Bumi adalah hasil dari semburan Matahari atau lontaran massa korona, yang biasanya terjadi ketika medan magnet di matahari kusut atau pecah.

Keduanya meledak dengan energi yang sangat besar dan mengirim angin matahari yang kuat ke luar angkasa.

Ketika partikel bermuatan dalam angin Matahari mencapai Bumi dan berinteraksi dengan ionosfer, bagian terluar atmosfer kita di tepi ruang angkasa, mereka dapat menyebabkan sinyal satelit dan GPS mengalami gangguan, menurut NASA.

Tetapi interaksi dengan magnetosfer dapat melakukan lebih dari itu.

Magnetosfer bumi lebih jauh dari ionosfer. Ini adalah area di ruang angkasa yang mengelilingi planet di mana medan magnet memiliki efek yang sangat kuat, dan dibentuk oleh angin Matahari yang mengalir ke medan magnet tersebut.

Marchitelli dan rekan-rekannya mengusulkan bahwa partikel dalam angin Matahari yang menghantam magnetosfer dapat mempengaruhi intensitas gempa bumi.

Para peneliti percaya, partikel-partikel ini berpotensi terkait dengan pergerakan lempeng tektonik karena listriknya dapat memperburuk gangguan yang ada, seperti subduksi, di mana satu lempeng tektonik didorong ke bawah yang lain.

Baca Juga: Gempa Bali Dipicu Aktivitas Lempeng, Tak Berpotensi Tsunami

Semburan Matahari. [NASA]
Semburan Matahari. [NASA]

Mereka beralasan bahwa semakin banyak proton dalam angin Matahari yang menyentak magnetosfer, semakin besar kemungkinan mereka memperburuk gempa bumi, beberapa di antaranya dapat memicu tsunami.

Namun, penelitian Marchitelli tidak meneliti jumlah tsunami pada periode angin matahari tinggi dan rendah, jadi ide ini masih sebatas itu.

Ada lebih banyak dukungan untuk pemikiran ini. Sebuah studi 2011 yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Research, mengamati bahwa gempa bumi meningkat selama maksimum Matahari.

Rentang waktu selama siklus 11 tahun Matahari saat paling aktif dan kemungkinan besar melepaskan ledakan angin Matahari, yang membelokkan bentuk medan magnet bumi.

Hal ini dapat memberikan tekanan ekstra pada kerak bumi dengan mendorong medan magnet bumi terhadap lempeng tektonik yang berada di bawahnya, sehingga mempengaruhi gempa bumi penyebab tsunami.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI