Suara.com - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menganggap Indonesia cocok sebagai episentrum dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) di kawasan ASEAN alias Asia Tenggara.
Hal ini diungkapkan oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Nezar Patria usai dia bertemu dengan Sekretariat Jenderal PBB atau United Nation Secretary-General (UNSG), Amandeep Singh Gill.
Nezar mengklaim kalau Wasekjen Amandeep memuji Indonesia yang memiliki potensi mengembangkan AI.
“Indonesia dipandang cukup penting oleh UN bahwa dengan 280 juta jiwa ini advance dalam soal pengembangan teknologi AI di kawasan. Potensinya cukup besar juga sebagai episentrum emerging technology yang ada di kawasan ASEAN,” kata Nezar, dikutip dari siaran pers Kominfo, Jumat (9/2/2024).
Wamenkominfo menyatakan, pengakuan dunia terhadap Indonesia, khususnya di bidang teknologi merupakan kebanggaan tersendiri. Sebab pengakuan tersebut diberikan karena konsistensi Indonesia dalam menyuarakan kesenjangan digital di kawasan ASEAN dan global.
“Kita mengusulkan untuk mengatasi digital divide dengan konsolidasi. Kita menyarankan untuk Global South-South Conference on AI Governance agar suara Asia, Afrika, serta Amerika Latin bisa terwadahi dengan lebih komprehensif. Karena itu, duta khusus untuk teknologi dari PBB ini memandang Indonesia cukup strategis dan menginginkan ada partisipasi yang lebih aktif,” paparnya.
Nezar menegaskan, keterlibatan Indonesia dalam Forum Global UNESCO tentang Etika AI di Slovenia menjadi momentum yang tepat.
“Tentu kita melakukan sharing values di masing-masing region sehingga apa yang menjadi slogan dari UN bahwa dalam perkembangan penerapan kecerdasan artifisial ini no one left behind, no country’s left behind, no nation left behind,” beber dia.
Wamenkominfo juga menekankan Indonesia memandang perlu adanya kesamaan pandangan dalam mengatasi kesenjangan digital atau digital divide dalam Tata Kelola AI Global.
Baca Juga: Kominfo Pastikan Perpres Publisher Right Segera Disahkan
“Sehingga untuk memenuhi aspek inklusivitas ini, kita juga menginginkan adanya dialog Global South-South dan Indonesia siap untuk memfasilitasi jika memang disetujui oleh UN,” tegasnya.