Suara.com - Sesar Baribis - Kendeng, yang jalur patahannya melintas samar ke arah Jakarta, bisa memicu gempa yang mengancam Ibu Kota, demikian dikatakan Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN dalam jumpa pers peluncuran ekspedisi sesar aktif Pulau Jawa pada Rabu (3/4/2024).
Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Sonny Aribowo menjelaskan patahan Baribis - Kendeng merupakan sebuah patahan naik yang berlokasi di belakang busur vulkanik Pulau Jawa.
"Ini sangat penting untuk dilakukan penelitian karena Jakarta adalah salah satu daerah dengan penduduk sangat padat dan infrastruktur yang mewah," beber Sonny.
Baca juga: Sumedang Dikepung Sesar-sesar Aktif Besar, Potensi Gempa Magnitudo 7
Sonny menuturkan meski patahan samar yang terhubung dengan patahan Baribis - Kendeng itu mayoritas berada di Jawa Barat, namun saat terjadi gempa bumi pada patahan itu akan sangat mengganggu Jakarta.
Sesar Baribis - Kendeng sendiri memanjang dari Jawa Timur hingga mendekati Jakarta, melintas pesisir utara Jawa. Beberapa kota besar padat penduduk bisa terdampak jika terjadi gempa di jalur ini, termasuk Surabaya, Semarang, Cirebon, Bandung hingga Jakarta.
![Sesar Sumedang yang memicu gempa Sumedang pada 31 Desember 2023. [Antara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/01/11/72744-sesar-sumedang-bmkg.jpg)
Ekspedisi sesar aktif Jawa
BRIN, pada Rabu, menyatakan tahun ini bakal menggelar ekspedisi sesar aktif di Pulau Jawa untuk mempelajari berbagai ancaman gempa bumi yang dapat membahayakan penduduk dan mengganggu sektor perekonomian.
Kepala Organisasi Riset Kebumian dan Maritim BRIN Ocky Karna Radjasa mengatakan ekspedisi itu diharapkan membuka peluang kerja sama semua pemangku kepentingan di Indonesia.
"BRIN pada tahun 2024 ini meluncurkan satu program strategis terkait kolaborasi, yaitu skema riset inovasi untuk Indonesia maju ekspedisi sesar aktif Jawa," ujar Ocky.
Baca Juga: Gempa Flores 5,6 Tak Berpotensi Tsunami, Dipicu Sesar Naik Flores
Ocky mengungkap tiga gempa besar yang terjadi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir yakni gempa Cianjur, gempa Sumedang, dan gempa Bawean, terjadi pada lokasi yang kebetulan belum terpetakan dengan baik.