Di sisi lain, IDF membantah klaim tersebut. Mereka mengatakan kalau Lavender dipakai untuk melakukan pengecekan ulang terhadap sasaran dari para intelijen.
Mereka mengklaim kalau Lavender ditujukan untuk menghasilkan informasi terbaru soal organisasi Hamas. Bahkan Lavender ditegaskan bukan alat operasi militer untuk perang.
"IDF tidak menggunakan sistem AI yang mengidentifikasi agen teroris atau mencoba memprediksi apakah seseorang adalah teroris. Sistem informasi hanyalah alat bagi analis untuk proses identifikasi target," katanya.
Tapi laporan menyatakan bahwa pemakaian tiga teknologi ini memiliki efek yang mematikan karena membuat terbunuhnya seluruh keluarga.
Contoh, ketika nama seseorang dari Lavender ditambahkan ke Where's Daddy?, itu berarti Israel melakukan pengintaian terus-menerus dan kemungkinan serangan dapat terjadi setelah sang target memasuki rumahnya. Efeknya, serangan tersebut membantai semua orang di dalam rumahnya.