Adapun kapal perintis KM Sabuk Nusantara 48 memiliki kapasitas 498 seat melayani rute pelabuhan asal Tanjungpinang menuju Tambelan, Serasan, Midai, Selat Lampa, Subi, dan Pulau Laut. Kemudian Tanjung Balai Karimun, Moro, Dabo, dan Pekajang.
Kedua kapal tersebut masing-masing beroperasi dua kali keberangkatan dan dua kali kedatangan dalam sebulan.
Namun untuk tarif tiket kapal berbeda. Harga tiket KM Bukit Raya sedikit lebih komersil tapi tetap ditentukan oleh Pemerintah. Berbeda dengan kapal perintis penugasan yang tarifnya sudah disubsidi Pemerintah. Sebagai contoh, tarif tiket KM Bukit Raya Tanjungpinang-Natuna di kisaran Rp380 ribu per orang, sementara tarif perintis ke Natuna cuma sebesar Rp50 ribu per orang.
Meski demikian, peminat kedua kapal relatif sama. Misalnya, saat peak season penumpang rata-rata full seat, tapi khusus perintis tak ada dispensasi tambahan seat atau sesuai kapasitas tempat tidur.
Sementara KM Bukit Raya rata-rata ada dispensasi 40-50 persen dari kapasitas seat. Dispensasi ini sudah melalui tahapan pemeriksaan kelengkapan alat keselamatan dan kelaiklautan kapal dari hasil pemeriksaan mesin hingga alat navigasi.
Selain mengangkut penumpang, Pelni Tanjungpinang juga menyediakan kapal perintis tol laut untuk pengangkutan barang kebutuhan pokok menuju pulau-pulau terluar di Kepri, khususnya yang sulit terjamah kapal penumpang atau sembako seperti di Pulau Laut, Subi dan Midai.
Ada dua kapal yang beroperasi, yaitu tol laut khusus kontainer yakni kapal Logistik Nusantara 4, dan kapal perintis dan tol laut khusus mengangkut barang sekaligus penumpang yakni KM Sabuk Nusantara 48.
Adapun kapal Logistik Nusantara 4 mengangkut barang-barang kebutuhan pokok yang dimuat dalam kontainer dari Jakarta maupun Pelabuhan Kijang, seperti sembako hingga bahan-bahan bangunan. Total muatan maksimalnya sekitar 115 unit per keberangkatan (sekali dalam sebulan).
Untuk KM Sabuk Nusantara 48 mengangkut barang muatan curah dengan kapasitas muatan sekitar 150 ton meter kubik. Biasanya barang-barang yang dibawa ialah bahan makanan yang dimuat di Tanjungpinang, lalu dijual kembali di pulau-pulau terluar oleh pedagang warung sembako atau kedai runcit.
Baca Juga: Andalan Player Jago di Mobile Legends, Hero Jungler Ini Justru Tak Berdaya Lawan Dyrroth
Pengangkutan kebutuhan pokok masyarakat melalui program perintis dan tol laut ini sangat membantu mengatasi disparitas harga sembako di pulau-pulau terluar di Kepri, sebab tarif angkutannya sudah disubsidi Pemerintah Pusat dan lebih murah dibanding tarif komersil.