Apakah Bangsa Viking Benar-benar Kejam?

Muhammad Yunus Suara.Com
Minggu, 01 Desember 2024 | 14:17 WIB
Apakah Bangsa Viking Benar-benar Kejam?
Ilustrasi bangsa Viking yang menunjukkan desa pesisir dengan kapal panjang, pegunungan, dan para prajurit [Suara.com/Muhammad Yunus]

“Beberapa sumber yang paling negatif dalam menggambarkan bangsa Viking sebagai makhluk yang sangat ganas atau biadab sebenarnya berasal dari abad ke-12, yaitu beberapa ratus tahun setelah penyerbuan dimulai. Jadi mungkin ada sedikit hal yang dilebih-lebihkan seiring waktu yang mempengaruhi gambaran yang kita miliki saat ini."

Selain itu, perbedaan dalam tulisan beberapa sumber menimbulkan keraguan atas legitimasinya, kata Melleno. Misalnya, catatan dari penulis sejarah Prudentius pada tahun 834 M menggambarkan bangsa Viking menghancurkan segala sesuatu di kota Dorestad, yang sekarang menjadi Belanda.

Namun tahun berikutnya, desa itu masih berdiri untuk dirusak oleh Viking, tulis Prudentius. Bangsa Viking kembali pada tahun 836 untuk menghancurkan kota itu lagi, dan kemudian kembali lagi pada tahun 837, lapornya.

“Jika kita melihat catatan arkeologi, salah satu hal yang jarang kita lihat adalah kuburan massal atau pembakaran lapisan – tanda-tanda kehancuran yang kita harapkan akan terlihat jika kita membaca sumbernya dan menganggapnya begitu saja,” Melleno mengatakan kepada Live Science.

Bangsa Viking bukan satu-satunya kelompok yang menyerang dan menaklukkan kota-kota di Eropa abad pertengahan. Perampok Muslim yang disebut "Saracen" sering menyerang wilayah yang sekarang menjadi Perancis, Swiss dan Italia.

Bangsa Magyar, kelompok dari Hongaria, menyerang wilayah yang sekarang disebut Bavaria. Dan Charlemagne, raja kaum Frank, mengobarkan perang selama puluhan tahun melawan Saxon yang mengakibatkan pembunuhan massal, penyanderaan, dan penjarahan di wilayah yang sekarang disebut Jerman.

“Apa perbedaan antara penyerangan Viking dan perang penaklukan kaum Frank? Sebenarnya, tidak terlalu jauh,” kata Melleno, seraya menambahkan bahwa hal ini berkaitan dengan kekerasan yang dilakukan oleh negara versus orang-orang tanpa kewarganegaraan yang melakukan tindakan kekerasan.

Kemungkinan besar karena bangsa Viking bukan bagian dari kerajaan formal, para korbannya menganggap mereka lebih tidak terduga dan biadab.

“Viking dianggap buruk karena mereka bukan negara yang berperang,” jelasnya. "Bangsa Viking tidak punya negara, dan mereka hampir tidak punya raja... jadi mereka hanya sekelompok bajak laut."

Baca Juga: Sejarah Dipisahnya Polri dari Kemendagri, Diperingati Sebagai Hari Bhayangkara

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI