Meski begitu, tidak semua peneliti sepakat. Chris Stringer dari Museum Sejarah Alam di London menyebutkan bahwa material Homo juluensis mungkin lebih cocok diklasifikasikan sebagai Homo longi.
“Ukuran tengkorak besar saja bukan karakteristik penentu yang cukup berguna,” ujarnya.
Implikasi Penemuan
Penemuan Homo juluensis memperkaya pemahaman tentang evolusi manusia, khususnya di Asia. Bae menyatakan bahwa penamaan spesies baru ini berkontribusi pada klarifikasi catatan fosil, sekaligus meningkatkan komunikasi ilmiah di bidang paleoantropologi.
Penemuan ini tidak hanya mempertegas keragaman spesies hominin, tetapi juga membuka peluang penelitian lebih lanjut tentang bagaimana Homo sapiens dan spesies lainnya berinteraksi dan beradaptasi selama Pleistosen Tengah.
Dengan semakin banyak temuan fosil di masa depan, teka-teki tentang asal-usul manusia modern mungkin akan terjawab lebih jelas.
Kontributor : Pasha Aiga Wilkins