Suara.com - Belum lama ini, ramai kabar serangan siber berupa ransomware yang diduga membobol identitas pribadi.
Meskipun isu ini tidak terbukti, lantas apa itu Ransomware?
Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky menjelaskan cara kerja serangan siber Ransomware.
Ransomware adalah perangkat lunak pemerasan yang dapat mengunci komputer kamu dan kemudian meminta tebusan untuk melepaskannya.
Ancaman yang ditimbulkan oleh ransomware bergantung pada varian virusnya.
Hal pertama yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa ada dua kategori utama ransomware, yakni ransomware locker dan ransomware crypto.
![Ilustrasi peretas sedang melancarkan serangan siber. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2017/09/22/29489-serangan-siber.jpg)
Ransomware locker akan memengaruhi fungsi dasar computer, sedangkan Ransomware crypto, membuat file individual tetap terenkripsi.
Faktanya, ransomware dapat bersifat kompleks atau sederhana, tergantung pada korban yang ditargetkan.
Ransomware umum tersebar luas melalui kampanye spam berbahaya, exploit kit, dan lainnya.
Baca Juga: Pakar Ungkap Kasus Serangan Ransomware BRI Tidak Benar, Cuma Modus Pemerasan Hacker
Sementara Ransomware kompleks digunakan dalam serangan yang ditargetkan.
Kebanyakan kasus, infeksi ransomware terjadi seperti ini. Pertama, malware pertama kali memperoleh akses ke perangkat.
Bergantung pada jenis ransomware, baik seluruh sistem operasi atau file individual dienkripsi.
Jika ransomware atau Trojan enkripsi masuk ke komputer kamu, ia mengenkripsi data atau mengunci sistem operasi kamu. Kemudian tebusan akan diminta dari korban.
Dengan munculnya tren Ransomware 3.0 saat ini, para penyerang telah mampu menghasilkan berbagai versi ancaman yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka, yang juga disebut (Ransomware-as-a-Service/RaaS).
Ransomware as a Service memberi kesempatan kepada pelaku kejahatan siber dengan kemampuan teknis yang rendah untuk melakukan serangan ransomware.