Menurut Prof Lilies, kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan penyedia teknologi sangat penting. Selain itu, pemerintah juga diharapkan bekerja sama dengan sektor swasta untuk memperluas akses teknologi 3D, misalnya melalui subsidi atau hibah untuk rumah sakit di daerah terpencil.
"Dengan langkah-langkah strategis ini, kita dapat menjadikan teknologi 3D sebagai alat utama dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan, khususnya di bidang bedah mulut," tutupnya.
Teknologi 3D bukan hanya masa depan, tetapi sudah menjadi kenyataan yang mulai dirasakan dampaknya. Dengan dukungan yang tepat, Indonesia dapat segera merasakan manfaat penuh dari revolusi ini.