10 Ekspedisi Paling Menyeramkan ke Antartika

Agung Pratnyawan Suara.Com
Rabu, 22 Januari 2025 | 20:05 WIB
10 Ekspedisi Paling Menyeramkan ke Antartika
Pemandangan di Antartika. [Shutterstock]

Gereja Trinity mungkin kecil dan sederhana, tetapi kisah di sekitarnya menunjukkan bahwa bahkan di tengah padang es yang sunyi, benua ini tetap mampu menyimpan rahasia yang menarik perhatian dunia.

7. Menteri Pertahanan Selandia Baru

Meskipun bukan negara yang paling dekat dengan Antartika, Selandia Baru memiliki peran besar di benua es tersebut. Pasukan Pertahanan Selandia Baru secara rutin hadir di Antartika, melindungi personel di Pangkalan Scott dan Stasiun McMurdo dari ancaman, baik dari lingkungan ekstrem maupun diri mereka sendiri.

Pada Februari 2017, Menteri Pertahanan Selandia Baru, Ron Mark, melakukan kunjungan yang awalnya terlihat seperti inspeksi rutin kepada pasukan negaranya. Namun, setelah perjalanan tersebut, ia menggambarkan pengalaman itu sebagai sesuatu yang "membuka mata."

Sebagai seseorang dengan karir panjang di dunia pertahanan, pernyataan ini tentu menimbulkan rasa ingin tahu. Apa yang sebenarnya disaksikan oleh Ron Mark di Antartika yang begitu mengejutkan, bahkan bagi seorang menteri pertahanan berpengalaman?

Gunung es di Antartika. [Alfred Wegener Institute for Polar and Marine Research (AWI)]
Gunung es di Antartika. [Alfred Wegener Institute for Polar and Marine Research (AWI)]

8. John Kerry

Jika perjalanan Ron Mark ke Antartika mengundang tanya, kisah John Kerry lebih membingungkan. Pada 8 November 2016, saat warga Amerika Serikat sibuk menantikan hasil salah satu pemilu paling bersejarah dalam sejarah negara tersebut, John Kerry, mantan menteri luar negeri dan mantan calon presiden, memutuskan untuk berada di tempat yang jauh dari hiruk-pikuk politik: Antartika.

Sebagai diplomat AS dengan jabatan tertinggi yang pernah mengunjungi benua tersebut, Kerry memilih menghabiskan hari pemilu di tempat paling terpencil di dunia.

Langkah ini memicu spekulasi. Apakah Kerry sekadar memanfaatkan kesempatan terakhir sebelum masa jabatannya berakhir dengan perjalanan yang didanai pembayar pajak? Atau adakah alasan lain yang lebih dalam di balik kunjungannya?

Baca Juga: Gambar NASA Menunjukkan Antartika Menjadi Lebih Hijau Saat Es Mencair

Michael Rubin, seorang peneliti di lembaga konservatif AEI, menyebut perjalanan Kerry sebagai "sia-sia." Ia menyoroti bahwa tidak ada diplomat lain di Antartika yang bisa diajak bernegosiasi. Jadi, apa sebenarnya tujuan kunjungan itu?

9. Buzz Aldrin

Sebagai salah satu manusia pertama yang menginjakkan kaki di Bulan, Buzz Aldrin tampaknya tidak puas hanya dengan menjelajah luar angkasa.

Pada akhir November 2016, Aldrin yang saat itu berusia 86 tahun memulai perjalanan ke Kutub Selatan. Namun, ekspedisi tersebut harus berakhir lebih awal karena ia mengalami gejala penyakit ketinggian.

National Science Foundation segera mengevakuasi Aldrin ke Christchurch, Selandia Baru, di mana ia menerima perawatan medis. Saat dirawat di rumah sakit, ia mendapat kunjungan dari Wakil Administrator NASA, Dava Newman, yang baru saja menyelesaikan kunjungannya sendiri ke Antartika.

Dalam sebuah cuitan, Aldrin menyebut Newman mampir untuk memberinya salam, tetapi momen ini menimbulkan pertanyaan menarik:

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI