“Kami mengira mereka ada di sana karena kami mendengar suara-suara aneh, biasanya di malam hari, yang sulit dijelaskan.”
Dillinger menemukan bahwa sebelum tahun 1800, orang-orang percaya bahwa hantu memiliki urusan penting yang belum terselesaikan, namun dalam arti yang jauh lebih literal daripada yang mungkin kita pikirkan saat ini.
“Hantu biasanya ingin manusia menemukan harta karunnya dan memanfaatkannya dengan baik,” kata Dillinger.
Hantu yang dirasakan menjadi lebih pribadi sejak saat itu. Abad ke-19 menandai kebangkitan spiritualisme dan keyakinan bahwa manusia dapat berkomunikasi dengan hantu dan roh, menurut Science History Institute, sebuah organisasi nirlaba yang mempromosikan sejarah sains.
Dillinger mencatat bahwa kepercayaan masyarakat berubah dari hantu yang menuntut sesuatu dari makhluk hidup menjadi makhluk hidup yang mengharapkan dihibur atau dihibur oleh orang mati.
Namun, selama ini, hantu tetap menjadi penjelasan yang mudah diterima orang sebagai suara-suara aneh di kegelapan.
"Hantu itu benar-benar makhluk yang sering muncul di malam hari," kata Dillinger.
Baca Juga: Apakah Manusia Prasejarah Benar-Benar Tinggal di Gua?