6 Serangan Siber Diprediksi pada 2025

Dythia Novianty Suara.Com
Selasa, 11 Februari 2025 | 11:45 WIB
6 Serangan Siber Diprediksi pada 2025
Ilustrasi serangan siber (Shutterstock).

Di sisi lain, perangkat lunak yang diretas, patch pihak ketiga, dan solusi lisensi semakin meningkatkan risiko keamanan siber bagi pelanggan dengan semakin mengekspos lingkungan OT mereka terhadap ancaman.

Ilustrasi hacker (Unsplash/Mika Baumeister)
Ilustrasi hacker (Unsplash/Mika Baumeister)

3. Penerapan teknologi baru menimbulkan risiko siber baru

Perusahaan industri semakin banyak menerapkan inovasi seperti AI/pembelajaran mesin, realitas tertambah, dan komputasi kuantum untuk meningkatkan efisiensi.

Kontrol proses yang didukung AI telah menghasilkan keuntungan miliaran dolar dalam industri seperti metalurgi non-ferrous.

Sistem ini menjadi aset produksi yang sangat diperlukan, tetapi juga menimbulkan tantangan keamanan siber baru.

Penyalahgunaan AI dapat menyebabkan pengungkapan data yang tidak diinginkan dan risik keamanan lainnya yang sulit diprediksi.

Baik sistem AI maupun data perusahaan unik yang menjadi andalannya dapat menjadi target serangan siber yang bernilai tinggi, dengan konsekuensi potensial seperti kehilangan data permanen dan penurunan efisiensi produksi.

Sementara itu, penyerang juga memanfaatkan AI itu sendiri untuk mengembangkan alat berbahaya dan meningkatkan taktik rekayasa sosial.

4. Penggunaan teknologi yang telah teruji waktu juga menimbulkan risiko serangan siber baru

Baca Juga: Rentan Diretas, AI DeepSeek Dinilai Berisiko dalam Keamanan Siber

Pada tahun 2025 dan seterusnya, sistem yang telah teruji waktu seperti peralatan telekomunikasi dan perangkat IoT industri dapat menjadi target serangan siber karena langkah-langkah keamanan yang ketinggalan zaman.

Fasilitas jarak jauh yang mengandalkan peralatan jaringan yang terjangkau sangat rentan terhadap eksploitasi.

Selain itu, munculnya sistem Linux di lingkungan OT menghadirkan tantangan baru, karena sistem tersebut mungkin tidak memiliki solusi keamanan yang matang, dan lebih sedikit profesional keamanan siber Linux yang terampil untuk melindunginya dengan baik.

Akibatnya, merevisi langkah-langkah keamanan siber untuk teknologi lama dan yang telah teruji waktu menjadi sangat penting.

5. Pilihan vendor peralatan yang salah berarti risiko lebih tinggi

Rantai pasokan panjang dan kompleks, yang sering kali melibatkan penyedia khusus yang lebih kecil, membuat segala sesuatunya menjadi sangat sulit untuk dikelola.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI