Teknologi AI Bikin Serangan Siber Makin Berbahaya

Dicky Prastya Suara.Com
Senin, 28 April 2025 | 16:05 WIB
Teknologi AI Bikin Serangan Siber Makin Berbahaya
Ilustrasi AI. [Pexels]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) layaknya seperti pisau bermata dua. Selain mempermudah pekerjaan, AI nyatanya juga menjadi ancaman besar untuk keamanan siber.

Presiden Direktur PT ITSEC Asia Joseph Edi Hut Lumban Gaol menerangkan kalau teknologi AI saat ini memang amat membantu pekerjaan manusia.

"Tapi AI juga pisau mata dua, kan kriminal-kriminal siber ini menggunakan AI sebagai alat untuk memanipulasi. Mereka jadi bisa pintar membaca kebiasaan, membaca kritik langkah kita, karena data-data kita kan terpublikasi," paparnya saat Press Conference ITSEC: Cybersecurity Summit 2025 yang digelar di Glass House, Artotel Casa Kuningan, Jakarta, Senin (28/4/2025).

Presiden Direktur PT ITSEC Asia Tbk, Joseph Edi Hut Lumban Gaol (kanan) dan Direktur PT ITSEC Asia Tbk Eko Prasudii Widianto saat konferensi pers yang digelar di Artotel Casa Kuningan, Jakarta, Senin (28/4/2025). [Suara.com/Dicky Prastya]
Presiden Direktur PT ITSEC Asia Tbk, Joseph Edi Hut Lumban Gaol (kanan) dan Direktur PT ITSEC Asia Tbk Eko Prasudii Widianto saat konferensi pers yang digelar di Artotel Casa Kuningan, Jakarta, Senin (28/4/2025). [Suara.com/Dicky Prastya]

Lebih lagi, tambah Joseph, AI bekerja dengan cara mengolah data, termasuk data sensitif. Padahal aktivitas sehari-hari seperti menggunakan gawai juga termasuk dalam memproduksi data.

"Nah data itu terpublikasi sehingga saya, seorang Joseph mislanya, bisa dilihat loh kebiasaannya ini. Terus kapan harus attack dia. Jadi perlindungan data publik itu menjadi sebuah kritikal," lanjut Joseph.

Ia menggambarkan kalau AI seperti otak manusia yang bisa dilatih untuk menganalisis. Bedanya otak manusia memiliki kapasitas yang terbatas, sedangkan AI bisa ditingkatkan kapasitasnya melalui data-data sebagai sumber.

Jika 20 tahun ke belakang manusia bisa mempelajari bentuk serangan siber sekaligus mengantisipasi, kini AI juga bisa membantu pertahanan data agar tidak diincar.

"Yang melakukan defence juga menggunakan AI. Mereka mempelajari juga. Jadi perangnya, istilahnya makin seru gitu. Mereka (Penyerang) juga menggunakan AI untuk mempelajari kira-kira lengahnya di mana ya?" tuturnya.

Lebih lanjut Joseph juga menilai kalau perkembangan teknologi AI saat ini masih belum bisa menggantikan manusia. Sebab bagaimana pun, manusia selalu lebih pintar dari mesin seperti AI.

Baca Juga: ITSEC Asia Segera Gelar Cybersecurity Summit 2025, Jadi Forum Keamanan Siber Terbesar di ASEAN

Ia berpandangan kalau manusia yang ahli dengan teknologi AI, bisa memanfaatkan mesin itu untuk mengolah 1.000 sumber data agar hasilnya lebih akurat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI