FOMO dapat mendorong pengguna untuk mengeklik tautan yang tidak terverifikasi yang menjanjikan akses awal atau penawaran eksklusif.
![Ilustrasi FOMO [Pexels/cottonbro studio]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/10/03/94888-ilustrasi-fomo-pexelscottonbro-studio.jpg)
Penjahat siber memanfaatkan urgensi ini dengan membuat skema phishing clickbait, yang mengarahkan pengguna ke situs berbahaya yang mencuri kredensial login atau mendistribusikan malware.
3. Nostalgia mode Y2K dan budaya awal 2000-an
Bagi Gen Z, yang lahir sekitar atau setelah era ini, mode Y2K merupakan perpaduan antara nostalgia akan masa pra-digital yang lebih sederhana dan keinginan untuk menciptakan kembali gaya tersebut dengan sentuhan modern.
Platform seperti TikTok dan Instagram telah memperkuat kebangkitan Y2K, dengan para influencer yang menciptakan kembali tampilan vintage dan berbagi barang-barang bekas.
Tagar seperti #Y2Kfashion dan #Y2Kaesthetic telah ditonton miliaran kali.
Ketertarikan Gen Z terhadap budaya awal 2000-an, mulai dari estetika Y2K hingga permainan anak-anak, telah menghidupkan kembali minat terhadap judul-judul retro seperti The Sims 2, Barbie Fashion Designer, dan Bratz Rock Angelz.
Meskipun permainan-permainan ini membangkitkan nostalgia, pencarian unduhan tidak resmi sering kali mengarahkan pengguna ke situs-situs yang dipenuhi malware.
Penjahat siber menargetkan minat khusus ini dengan menanamkan perangkat lunak berbahaya ke dalam berkas-berkas permainan palsu.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Sepatu New Balance Favorit Gen Z: Trendi, Nyaman buat Jalan-jalan
4. Fast Fashion
Generasi Z menyukai pakaian yang ekspresif, ingin tampil menonjol daripada sekadar mengikuti tren, dan memiliki gaya yang selalu berubah.
Kebiasaan mereka dalam mengikuti tren didukung oleh peritel fast fashion yang menyediakan cara mudah untuk mengubahnya.
Bagi Gen Z, fast fashion lebih dari sekadar preferensi berbelanja — ini adalah gaya hidup.
Situs web belanja palsu, kode promo palsu, dan iklan phishing memanfaatkan popularitasnya, dengan membuat tiruan meyakinkan untuk memikat pengguna agar memasukkan detail sensitif mereka.
Semakin tinggi keterlibatan dalam belanja daring, semakin tinggi risiko menghadapi situs web palsu dan penipuan phishing yang membahayakan informasi pribadi dan keuangan.