Microsoft Digugat Penulis Gegara Latih AI Pakai Buku Bajakan, Minta Ganti Rugi Rp 2,4 Miliar

Dicky Prastya Suara.Com
Jum'at, 27 Juni 2025 | 21:11 WIB
Microsoft Digugat Penulis Gegara Latih AI Pakai Buku Bajakan, Minta Ganti Rugi Rp 2,4 Miliar
Ilustrasi Microsoft. [Efes dari Pixabay]

Suara.com - Sekelompok penulis menggugat Microsoft ke pengadilan federal New York, Amerika Serikat. Raksasa teknologi itu dituntut lantaran menggunakan hampir 200 ribu buku bajakan untuk melatih teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI).

Kelompok itu mencakup Kai Bird, Jia Tolentino, Daniel Okrent, dan beberapa orang lainnya menuding bahwa Microsoft menggunakan versi buku digital bajakan karya mereka untuk melatih produk bernama Megatron AI agar merespons perintah manusia.

Penulis meminta pengadilan yang memblokir pelanggaran Microsoft serta menuntut ganti rugi hukum hingga 150.000 Dolar AS atau sekitar Rp 2,4 miliar untuk setiap karya yang diduga disalahgunakan.

Megatron sendiri adalah produk AI generatif Microsoft yang mampu menghasilkan teks, musik, gambar, dan video atas perintah manusia. Dalam pengembangannya, para software engineering mengumpulkan basis data yang sangat besar untuk memprogram AI agar menghasilkan keluaran serupa.

Di gugatan itu, para penulis menuduh kalau Microsoft menggunakan koleksi hampir 200 ribu buku bajakan demi melatih Megatron AI.

"Microsoft menggunakan kumpulan data bajakan untuk membuat model komputer yang tidak hanya dibangun di atas karya ribuan kreator dan penulis, tetapi juga dibangun untuk menghasilkan berbagai ekspresi yang memicu sintaksis, suara, dan tema dari karya hak cipta yang menjadi dasar pelatihannya," tulis gugatan itu, dikutip dari The Guardian, Jumat (27/6/2025).

Sayang juru bicara Microsoft belum berkomentar soal gugatan ini. Sementara pengacara dari kelompok penulis menolak berbicara.

Ilustrasi AI atau Artificial Intelligence. (Freepik)
Ilustrasi teknologi kecerdasan buatan alias Artificial Intelligence atau AI. (Foto: Freepik)

Kasus AI vs hak cipta

Ini bukan kali pertama teknologi AI digugat ke pengadilan. Kasus ini menambah daftar panjang dari beberapa tuntutan serupa oleh para penulis, media berita, dan pemegang hak cipta lainnya terhadap perusahaan teknologi yang mengembangkan AI.

Baca Juga: JK Sebut AI Bakal Ubah Total Sistem Pendidikan, Guru Siap?

Tak hanya Microsoft, raksasa teknologi lain Meta Platforms (perusahaan induk Facebook dan Instagram), Anthropic, hingga OpenAI yang didukung Microsoft juga pernah terlibat dugaan penyalahgunaan hak cipta dalam pelatihan AI.

Pengaduan terhadap Microsoft muncul sehari setelah hakim federal California memutuskan bahwa Anthropic menggunakan materi milik penulis sesuai hukum hak cipta di AS untuk melatih sistem AI. Namun Anthropic tetap bertanggung jawab atas gugatan penggunaan buku bajakan.

Ini sekaligus menjadi keputusan AS pertama tentang legalitas penggunaan materi berhak cipta tanpa izin untuk pelatihan AI generatif.

Lalu di hari yang sama dengan gugatan ke Microsoft, hakim California memutuskan mendukung Meta dalam sengketa serupa atas penggunaan buku berhak cipta yang digunakan untuk melatih produk AI.Tapi keputusan hakim ini didasarkan pada kurang kuatnya argumen penggugat, bukan pembelaan dari Meta.

Kasus hukum terkait AI yang melanggar hak cipta pertama kali dimulai segera setelah ChatGPT diluncurkan. Chatbot milik OpenAI ini digugat oleh media The New York Times atas pelanggaran hak cipta pada arsip artikelnya.

Dow Jones selaku perusahaan induk dari Wall Street Journal dan New York Post, juga mengajukan gugatan serupa terhadap Perplexity AI. Ada pula label rekaman yang menggugat perusahaan selaku pembuat generator musik bertenaga AI.

Perusahaan fotografi Getty Images pun mengajukan gugatan terhadap Stability AI atas produk teks ke gambar milik perusahaan rintisan (startup) tersebut.

Minggu lalu, Disney dan NBC Universal menggugat Midjourney selaku perusahaan yang menawarkan generator gambar AI. Mereka digugat atas dugaan penyalahgunaan beberapa karakter film dan TV paling terkenal di dunia.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI