Suara.com - Peluncuran game Upin & Ipin Universe yang seharusnya menjadi momen perayaan bagi para penggemar animasi ikonik Malaysia, justru diwarnai awan kelabu kontroversi.
Di media sosial, khususnya X (sebelumnya Twitter), seruan untuk memboikot game Upin Ipin ini menggema kencang di kalangan para gamer Malaysia.
Tagar seperti #BoikotLesCopaque dan #BoikotStreamlineMedia menjadi tren, menandakan adanya kekecewaan mendalam yang melampaui sekadar urusan permainan.
Lantas, apa yang menjadi pemicu utama gerakan boikot terhadap game yang dikembangkan oleh Streamline Studios dan pemilik IP Les' Copaque Production ini?
Ternyata, alasannya cukup berlapis, mulai dari harga yang dianggap tidak masuk akal hingga masalah internal yang lebih serius.
Dirangkum Suara.com, berikut ini ada beberapa kontroversi yang memicu ajakan boikot game Upin & Ipin Universe oleh gamer Malaysia.
Harga Mahal Tak Sebanding Kualitas
![Game Upin & Ipin Universe. [Streamline Studios]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/28/33254-game-upin-ipin-universe.jpg)
Salah satu keluhan paling umum yang dilontarkan para gamer adalah soal harga. Dibanderol sekitar 170 ringgit Malaysia atau setara dengan Rp 650.000, Upin Ipin Universe dinilai terlalu mahal, terutama karena target pasarnya adalah keluarga dan anak-anak.
Dengan harga yang setara game papan atas (AAA), ekspektasi pemain tentu sangat tinggi. Sayangnya, harapan itu seolah dipatahkan oleh kualitas yang diterima.
Baca Juga: Apakah Upin & Ipin Universe Bisa Dimainkan di Android? Ini Kumpulan Link Download Gamenya
Banyak pemain melaporkan pengalaman bermain game Upin Ipin Universe yang tidak mulus dan dipenuhi berbagai masalah teknis (bug).
Laporan di media sosial dan laman ulasan platform Steam dipenuhi keluhan seperti karakter yang tersangkut di objek, game yang tiba-tiba tertutup sendiri (crash), hingga frame drop yang membuat animasi patah-patah.
Seorang pengguna X bahkan mengeluhkan bahwa game ini terasa seperti produk yang belum selesai dan terburu-buru dirilis.
Kekecewaan ini diperparah dengan anggapan bahwa konten yang ditawarkan terlalu sederhana dan ringkas untuk harga yang dipatok.
Di Steam, game ini pun hanya mendapatkan ulasan "Campuran" (Mixed), menunjukkan sentimen yang terbelah antara pemain.
Polemik Internal
![Game Upin & Ipin Universe. [Streamline Studios]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/28/93211-game-upin-ipin-universe.jpg)
Masalah tidak berhenti pada aspek teknis dan harga. Isu yang lebih dalam turut menjadi bahan bakar gerakan boikot ini, yaitu dugaan polemik antara pihak pengembang dengan staf internal dan para kreator konten.
Beberapa unggahan di media sosial menyoroti adanya budaya kerja yang dianggap toksik dan perlakuan tidak adil terhadap karyawan di perusahaan pengembang.
Konflik dengan Konten Kreator

Selain itu, hubungan dengan para kreator konten (content creator) juga menjadi sorotan. Ada tudingan bahwa pihak pengembang tidak menghargai para kreator yang telah membantu mempromosikan game.
Hal ini memicu solidaritas di antara komunitas gamer, di mana beberapa tokoh berpengaruh di media sosial secara terbuka mengajak pengikutnya untuk tidak membeli "Upin & Ipin Universe" sebagai bentuk protes.
Mereka merasa perlu ada pertanggungjawaban dari pihak studio atas masalah-masalah tersebut.
Kombinasi dari harga yang tinggi, kualitas game yang penuh bug, serta isu perlakuan terhadap karyawan dan kreator telah menciptakan badai sempurna yang menodai peluncuran game ini.
Para penggemar yang semula antusias, kini berada di persimpangan jalan antara keinginan untuk mendukung properti intelektual kesayangan mereka dan kekecewaan terhadap eksekusi serta kontroversi yang melingkupinya.
Tanggapan Developer Upin Ipin Universe
Developer game Upin dan Ipin nampak cukup lama untuk buka suara. Kasus tersebut padahal sudah meledak dalam beberapa hari terakhir.
Les' Copaque Production mengakui adanya bug pada peluncuran game serta masalah copyright yang dialami oleh beberapa streamer.
"Kami telah bekerja keras untuk mempersembahkan Upin & Ipin Universe kepada dunia dan kami senang akhirnya hadir. Sudah seminggu sejak peluncurannya, dan kami ingin memberi tahu Anda mengapa kami agak kurang aktif. Kami telah bekerja keras, membaca masukan Anda, memperbaiki bug, dan bekerja keras untuk meningkatkan pengalaman bermain," ungkap akun resmi Les' Copaque Production dan Streamline Studios pada Jumat (25/07/2025).
Developer meminta para streamer untuk mematikan musik agar masalah tersebut tak muncul. Mereka berencana membuat mode khusus agar masalah yang menimpa Windah Basudara tidak terulang.
"Kami mengakui bahwa beberapa streamer telah didemonetisasi karena pelanggaran hak cipta. Kami sedang mengupayakan solusi, seperti Mode Streamer, tetapi membutuhkan waktu lebih lama. Harap diperhatikan bahwa semua musik dalam game memiliki hak cipta dan mungkin akan ditandai secara otomatis oleh platform streaming. Untuk menghindari hal ini, kami sarankan untuk menonaktifkan musik saat streaming. Pendekatan terbaik adalah selalu mengikuti panduan platform yang Anda gunakan demi keamanan," tulis Les' Copaque Production.