Suara.com - Dalam kondisi ideal, jaringan internet 5G bisa mencapai 10 hingga 20 Gbps sesuai standar IMT-2020. Ilmuwan baru-baru ini membuat terobosan dengan mengembangkan chip 6G pertama di dunia berkecepatan 100 Gbps.
Peneliti dari China telah membuat terobosan signifikan dalam teknologi nirkabel dengan prototipe chip tersebut.
Chip inovatif ini, yang dikembangkan bersama oleh para peneliti dari Universitas Peking dan Universitas Kota Hong Kong, menjanjikan kecepatan data ultra-cepat hingga 100 Gbps, latensi sangat rendah, dan konektivitas yang belum pernah ada sebelumnya.
Salah satu fitur paling menonjol dari chip ini adalah kemampuan chip untuk beroperasi pada rentang frekuensi sangat luas, mulai dari 0,5 GHz hingga 115 GHz.
Para peneliti menyebutnya sebagai chipset "semua frekuensi" karena secara tradisional, untuk mencakup spektrum frekuensi sebesar ini, dibutuhkan sembilan sistem radio terpisah.
Namun, desain baru ini berhasil mengintegrasikan semua komponen yang diperlukan ke dalam satu komponen tunggal berukuran 11 x 1,7 milimeter, berkat penggunaan material baru yang disebut Thin-Film Lithium Niobate (TFLN).
Chip ini menggunakan teknologi baru untuk menghasilkan dan mentransmisikan sinyal, di mana perangkat kerasnya melibatkan modulator elektro-optik pita lebar yang mengubah sinyal nirkabel menjadi sinyal optik.
Sinyal-sinyal itu kemudian diproses oleh osilator optoelektronik untuk menghasilkan sinyal stabil yang menjangkau rentang frekuensi luas, secara efektif menggunakan cahaya dan listrik untuk mengirimkan sinyal.
Dalam pengujian internal, chip mampu menyetel ke frekuensi 6 GHz hanya dalam waktu 180 mikrodetik, dengan bandwidth melebihi 100 GHz.
Baca Juga: Asosiasi Targetkan Hilirisasi Digital dan Akses Internet Merata di Indonesia
Meskipun pengembangan chip semua frekuensi ini merupakan terobosan yang signifikan, teknologi 6G masih dalam tahap awal.
Para ahli industri memperkirakan bahwa jaringan 6G komersial pertama dan aplikasi yang menggunakannya baru akan tersedia sekitar tahun 2030.
Perlu digarisbawahi bahwa jaringan 6G membutuhkan infrastruktur khusus dan perangkat pengguna akhir yang kompatibel agar dapat beroperasi secara penuh.
Ketika konektivitas ultra-cepat 6G tiba, hal itu diperkirakan memungkinkan gelombang layanan dan inovasi baru yang dapat secara fundamental mengubah cara kita menggunakan internet, mendukung kota pintar, dan mengintegrasikan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mengelola dan mengoptimalkan jaringan secara real-time.
Ini berpotensi merevolusi hampir setiap aspek kehidupan kita, menawarkan konektivitas dan kemampuan yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.