Untuk memperluas data, para peneliti menggunakan pendekatan baru: mengamati transit planet b dan e hampir bersamaan. Planet b, yang lebih dekat ke bintang, diyakini tidak memiliki atmosfer.
Dengan membandingkan hasil kedua planet itu, ilmuwan dapat memisahkan sinyal yang benar-benar berasal dari atmosfer planet e.
Empat pengamatan awal terhadap TRAPPIST-1 e dilakukan oleh tim DREAMS (Deep Reconnaissance of Exoplanet Atmospheres using Multi-instrument Spectroscopy).
Teleskop James Webb sendiri merupakan observatorium ruang angkasa unggulan dunia, hasil kerja sama NASA dengan Badan Antariksa Eropa (ESA) dan Badan Antariksa Kanada (CSA).
Temuan awal ini memberi harapan bagi pencarian kehidupan di luar Bumi. Dengan teknologi baru seperti Teleskop Webb, ilmuwan kini dapat mempelajari detail cahaya bintang dan atmosfer planet kecil yang berada 40 tahun cahaya jauhnya.
Penelitian lebih lanjut diharapkan mampu memberi gambaran lebih jelas apakah TRAPPIST-1 e hanya sekadar batu angkasa, atau mungkin rumah bagi lautan dan, siapa tahu, kehidupan.
Kontributor : Gradciano Madomi Jawa