-
Anies menilai data pengangguran rendah versi pemerintah tidak mencerminkan kenyataan sulitnya masyarakat mencari kerja.
-
Banyak pekerja hanya bekerja paruh waktu dengan penghasilan rendah.
-
Mayoritas pekerja masih informal, upah naik tipis, dan inflasi membuat daya beli masyarakat melemah.
Suara.com - Presiden RI Prabowo pernah mengungkap bila angka pengangguran di Indonesia saat ini terendah sejak krisis 1998. Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyoroti pernyataan tersebut hingga viral di media sosial.
Menurut Anies, data yang diungkap oleh Prabowo perlu dikritisi.
Ia bahkan curiga bila data yang disuguhkan oleh bawahan Prabowo 'kurang lengkap' sehingga realita di masyarakat kemungkinan berbeda.
Anies menyoroti fenomena netizen yang mengadu 'susah cari kerja' hingga gelombang PHK.
Sebagai pengingat, Prabowo membeberkan angka pengangguran mencapai titik terendah di masa pemerintahannya dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/10/2025).
"Kita bersyukur juga angka kemiskinan turun ke 8,47 persen. Ini saya diberitahu catatan oleh para pakar ini angka terendah sepanjang sejarah RI. Kita bersyukur dan terima kasih walaupun kita tidak boleh puas. Tingkat pengangguran terbuka juga turun ke angka 4,67 persen ini adalah terendah sejak krisis 1998," kata Prabowo dikutip dari Antara.
Melihat data yang diungkap oleh Prabowo, Anies menilai hal tersebut bagus, namun memiliki catatan khusus.
Anies menyoroti bila banyak dari masyarakat Indonesia yang bekerja, namun penghasilan mereka tidak layak. Itu karena mereka tergolong pekerja part time atau paruh waktu.
"Setahun sudah pemerintahan baru ini berjalan. Pak Presiden baru saja bilang bahwa angka pengangguran terendah sejak tahun 1998. Bagus dong kalau gitu. Tapi kenapa obrolan sehari-hari yang kedengarannya sebaliknya. Susah cari kerja, lowongan seret, PHK di mana-mana. Lah kok bisa?. Ya memang sebenarnya kita tidak bisa ya berhenti di satu angka saja. Di lapangan, ceritanya jauh lebih kompleks. Misalnya nih, kalau kita mau lihat data lebih dalam lagi. Satu, pengangguran absolut itu justru naik. Jadi persentasenya memang turun, tapi jumlah orang nambah, karena angkatan kerjanya membesar. Nah kita kejar-kejaran tuh di situ. Lalu kedua, kualitas kerjanya melemah. Maksudnya apa? Gini, pekerjaan yang sifatnya part time, jumlahnya nambah. Sementara yang full time, jumlahnya berkurang. Banyak yang dihitung itu. Disebut bukan sebagai pengangguran, tapi mereka itu kerja part time dengan jam kerja dan penghasilan yang amat tidak layak," ungkap Anies melalui X dikutip Selasa (28/10/2025).
Baca Juga: Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
Lebih lanjut, Anies menjelaskan pekerja informal di Indonesia berada di angka 60-an persen. Selain itu, menurut Anies, inflasi di Indonesia tak sejalan dengan kenaikan gaji yang cukup tipis.
"Yang ketiga, mayoritas pekerja kita sekitar 60-an persen masih pekerja informal. Kalau informal itu apa? Upahnya cenderung rendah, tidak punya perlindungan sosial, dan tidak punya perlindungan hukum yang cukup. Terus keempat, pengangguran anak muda tetap paling tinggi. Anak muda itu paling semangat, tapi paling sulit masuk ke tempat kerja. Nah terakhir, rata-rata upah kita naiknya tipis. Presiden bilang inflasi kita 2,3 persen, itu terendah di antara negara-negara G20. Masalahnya, upah kita naiknya cuma 1,8 persen. Jadi ya masih kalah sama inflasi," tambah Anies.
Mantan Rektor Universitas Paramadina dan Capres di Pilpres 2024 tersebut mengungkap bahwa angka kenaikan gaji tipis membuat cicilan makin berat dan pasar sepi.
"Apalagi inflasi makanan malah justru lebih tinggi. Jadi pantas ya kalau banyak yang merasa apa yang ada di berita itu beda dengan apa yang ada di dompet. Di pasar sepi, cicilan makin berat, grup chat alumni isinya cari loker. Nah kita nggak usah takut lah lihat kenyataan dengan lengkap. Kalau data dibuka dengan jujur dengan lengkap maka publik juga bisa dukung langkah pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja formal yang fulltime, yang bermartabat. Kemudian melindungi pekerja informal biar bisa naik kelas dan menyerap anak-anak muda dengan ekosistem usaha yang adil," kata Anies Baswedan.
Postingan video Anies viral setelah ditonton 2,4 juta kali dan menuai ribuan retweet. Unggahan viral ini menuai beragam komentar dari netizen.
"1 pria jadi founder, 18.999.999 lainnya menunggu lapangan pekerjaan," tulis @ke**k**it_.