-
Industri drama China (Dracin) tumbuh pesat hingga pendapatan Rp 156 triliun, melampaui box office lokal.
-
Kesuksesan Dracin didorong platform besar seperti ByteDance, Tencent, dan Kuaishou yang memanfaatkan AI.
-
Fenomena drama mikro kini menjadi tren global, populer di AS, Jepang, Korea, India, dan Asia Tenggara.
Suara.com - Dracin atau Drama China ternyata laris manis dan mempunyai banyak penggemar. Penelitian terbaru mengungkap bila pendapatan industri Dracin diperkirakan dapat mencapai 9,4 miliar dolar AS atau Rp156,2 triliun (kurs Rp 16.618) pada 2025.
Laporan dari Media Partners Asia (MPA) mencakup penelitian serta data dari aplikasi populer seperti ReelShort, DramaBox, DramaWave, MoboReels, dan lain-lain.
Fenomena orang memandangi iklan Dracin yang dapat mencapai setengah jam (bahkan lebih) di Instagram dan Facebook kini ramai menjadi pembicaraan.
Tak hanya itu, salah satu berita viral turut menyebut kabar perceraian selebgram gegara sang suami hobi nonton drama China.
Meski awalnya hanya mengincar ceruk pasar tertentu (niche), Dracin lantas berkembang sehingga mengincar segmen lebih luas.

Penelitian dari MPA mengungkap bila pendapatan Dracin mampu melampaui penghasilan box office lokal di China.
Fenomena yang dikenal sebagai drama mikro kini meledak menjadi industri bernilai miliaran dolar, dan skalanya benar-benar mengubah peta permainan.
Mengutip Variety dan IMDB, MPA menjelaskan, konten berseri berdurasi pendek tidak hanya menjadi tren, tetapi juga raksasa finansial yang siap menantang hegemoni layar lebar tradisional.
Di China, drama mikro telah menjadi arus utama. Pendapatannya meroket dari 0,5 miliar dolar AS (Rp8,3 triliun) pada tahun 2021 menjadi 7 miliar dolar AS (Rp116 triliun) yang mengejutkan di tahun 2024.
Baca Juga: Viral Mandor TKA Dikeroyok di Morowali, Arogan Jadi Pemicu? Ini 4 Faktanya
Puncaknya diprediksi pada 2025, di mana pendapatan drama mikro diperkirakan melampaui seluruh pendapatan box office domestik negara tersebut, mencapai 9,4 miliar dolar AS (Rp156 triliun).
Kesuksesan ini didorong oleh pemain besar seperti ByteDance, Tencent, dan Kuaishou yang secara cerdas mengintegrasikan platform drama mereka ke dalam ekosistem sosial dan pembayaran.
Mereka mampu mengubah novel web populer menjadi tontonan adiktif. Namun, fenomena ini tidak berhenti di China.
Pasar globalnya diperkirakan akan mencapai 9,5 miliar dolar AS pada tahun 2030, dengan Amerika Serikat sebagai pasar terbesar di luar China.
Di AS, penonton utamanya adalah wanita perkotaan berusia 30 hingga 60 tahun yang menyukai cerita romansa, kisah CEO, dan narasi balas dendam.
Selain Amerika Serikat, beberapa wilayah seperti Jepang, Korea, India, Asia Tenggara, dan Amerika Latin ternyata mempunyai banyak penduduk yang menyukai Dracin.