- Starlink membantu menghadirkan internet cepat ke daerah terpencil Indonesia dan melengkapi jaringan darat yang belum menjangkau wilayah pedesaan.
- Harga perangkat dan langganan Starlink masih jauh lebih mahal dibandingkan layanan FWA lokal, sehingga sulit dijangkau masyarakat berpenghasilan rendah.
- Pemerintah dan operator lokal terus memperluas layanan FWA murah, sementara harapan tetap ada agar Starlink menurunkan harga demi konektivitas yang lebih inklusif.
Suara.com - Sejak resmi meluncur di Indonesia pada Mei 2024, Starlink langsung mencuri perhatian.
Internet satelit milik Elon Musk datang dengan misi membawa internet cepat ke daerah-daerah terpencil yang selama ini sulit dijangkau jaringan fiber atau 5G.
“Starlink hadir untuk menghubungkan wilayah yang tak tersentuh jaringan darat,”
kata Robert Wyrzykowski, dikutip dari laporan terbaru Opensignal, Sabtu (8/11/2025).
Dan memang, di banyak wilayah pedalaman seperti Kalimantan, Sulawesi, Maluku, hingga Papua, Starlink jadi penyelamat utama konektivitas.
Data Opensignal menunjukkan, hampir 60 persen pengguna Starlink berada di pedesaan, sementara pengguna di perkotaan hanya 17 persen.
Sebaliknya, jaringan FWA (Fixed Wireless Access) justru lebih populer di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya.
Dengan kondisi ini, bisa dibilang Starlink mengisi celah konektivitas nasional.
Dari klinik kesehatan hingga sekolah di pedalaman, internet satelit ini membuka jalan baru untuk pendidikan, pelayanan publik, dan bisnis kecil.
Baca Juga: Internet di Indonesia Masih Belum Merata, Kolaborasi Infrastuktur adalah Jalan Pintasnya
“Peran Starlink di Indonesia lebih melengkapi daripada mengganggu,” katanya.
“Starlink memperluas konektivitas di wilayah yang tidak terjangkau jaringan terestrial.”
Harga Starlink Masih di Level Premium
Sayangnya, di balik manfaat besar itu, harga masih jadi batu sandungan utama.
Harga kit Starlink Mini dibanderol sekitar Rp 4,75 juta, jauh lebih tinggi dibandingkan router 4G FWA lokal dari Telkomsel, XL, atau IOH yang mulai Rp 400 ribuan saja.
Bahkan, perangkat Starlink reguler bisa mencapai Rp 9 juta lebih karena adanya biaya lonjakan permintaan.