Mitos atau Fakta? Ini yang Terjadi Jika Kamu Menelan Permen Karet

Agung Pratnyawan Suara.Com
Rabu, 12 November 2025 | 18:57 WIB
Mitos atau Fakta? Ini yang Terjadi Jika Kamu Menelan Permen Karet
Ilustrasi mengonsumsi permen karet (Pexels)

Suara.com - Selama ini, banyak dari kita yang percaya bahwa menelan permen karet bisa membuatnya “mengendap” di perut selama tujuh tahun. Mitos ini begitu populer, bahkan sering digunakan orang tua untuk menakut-nakuti anak agar tidak sembarangan menelan karet kunyah. Tapi, benarkah permen karet bisa bertahan selama itu di dalam tubuh?

Menurut Julia Zumpano, ahli gizi dari Cleveland Clinic, permen karet yang tertelan tidak bertahan lama dalam tubuh.

“Waktu yang dibutuhkan hanya sekitar 40 jam, sama seperti makanan biasa, untuk melewati sistem pencernaan dan keluar lewat feses,” ujarnya kepada Live Science.

Namun, hal ini bukan berarti tubuh bisa “mencerna” permen karet seperti makanan lain. Dr. Nancy McGreal, ahli gastroenterologi dari Duke University Medical Center, menjelaskan bahwa tubuh manusia tidak memiliki enzim untuk memecah bahan-bahan tertentu dalam permen karet.

“Jika kamu menelannya, permen karet itu akan melewati saluran pencernaan dalam keadaan utuh,” jelasnya dalam Live Science.

Bahan dasar permen karet dikenal sebagai gum base, yang terdiri dari resin sintetis, emulsifier, dan bahan pelunak semuanya bukan bahan makanan. Tubuh kita tidak bisa mencernanya, tapi bahan lain seperti pemanis atau pewarna biasanya bisa dicerna sebagian.

Lalu, apa yang terjadi kalau kamu menelan permen karet? Dalam jumlah kecil, tubuhmu tidak akan bereaksi berlebihan.

“Menelan satu atau dua potong permen karet tidak akan menyebabkan efek berbahaya,” kata McGreal.

Namun, ia menambahkan, jika dikonsumsi dalam jumlah besar dan terlalu sering, bisa timbul masalah seperti mual, kembung, sembelit, bahkan gangguan buang air besar.

Baca Juga: Normalnya, Sehari Kentut Berapa Kali? Ini Kata Ahli Gizi soal Batas Jumlah yang Sehat

Kasus ekstrim memang jarang, tapi bukan berarti tidak pernah terjadi. Sebuah laporan medis tahun 1998 di jurnal Pediatrics mencatat tiga anak mengalami penyumbatan pada saluran pencernaan setelah menelan permen karet.

Bahkan, pada tahun 2020, kasus seorang remaja yang mengalami penyumbatan saluran napas atas karena menelan permen karet juga dilaporkan.

Bukan hanya anak-anak, orang dewasa pun bisa mengalami masalah serupa. Dalam ACG Case Reports Journal tahun 2020, seorang wanita berusia 53 tahun diketahui menelan 25 permen karet nikotin setiap hari selama tiga tahun.

Saat menjalani kolonoskopi, dokter menemukan sekitar 30 potong permen karet yang tersangkut di usus besarnya.

Selain itu, terlalu banyak mengonsumsi permen karet bebas gula yang mengandung sorbitol juga bisa menyebabkan diare.

“Sorbitol menarik air ke dalam usus, sehingga bisa memicu gangguan pencernaan,” ungkap McGreal.

Mitos bahwa permen karet bisa bertahan selama tujuh tahun kemungkinan muncul karena sifat bahan dasarnya yang tidak bisa dicerna. Namun, sistem pencernaan manusia punya cara efisien untuk mengeluarkan zat apa pun yang tidak bisa diserap tubuh.

Setelah melalui lambung, makanan (termasuk permen karet) bergerak ke usus halus, lalu ke usus besar, dan akhirnya keluar dari tubuh dalam bentuk feses.

Jadi, meskipun permen karet tidak bisa dicerna, bukan berarti ia akan menetap di tubuh selamanya.

“Kita bisa memastikan bahwa permen karet tidak tinggal di perut selama tujuh tahun,” tegas David Milov, dokter spesialis anak dari Scientific American, mengutip Howstuffworks.

Namun, kisah anak kecil yang menelan banyak permen karet setiap hari dan akhirnya mengalami sembelit berat tetap menjadi pengingat agar kita tidak sembarangan menelannya.

Ia harus menjalani prosedur medis untuk mengeluarkan “jejak seperti permen taffy” dari saluran pencernaannya.

Menelan permen karet bukanlah bencana, asal tidak dilakukan terus-menerus. Tubuh kita cukup pintar untuk mengeluarkannya, tapi bukan berarti boleh seenaknya.

Jadi, jika kamu tidak ingin perutmu bekerja lembur untuk hal yang tidak berguna, sebaiknya tetap buang permen karet ke tempat sampah setelah mengunyahnya.

Kontributor : Gradciano Madomi Jawa

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI