Indonesia Meledak di Era AI : Pertumbuhan 127 Persen Jadikan RI Pemimpin Asia Tenggara

Dythia Novianty Suara.Com
Jum'at, 14 November 2025 | 09:15 WIB
Indonesia Meledak di Era AI : Pertumbuhan 127 Persen Jadikan RI Pemimpin Asia Tenggara
Ki-Ka : Felicia Wienathan, Communications Manager, Google Indonesia; Veronica Utami, Country Director, Google Indonesia; (di layar) Aadarsh Baijal, Partner, Bain & Company dalam jumpa pers laporan SEA e-Conomy 2025 yang dirilis Google, Temasek, dan Bain & Company di Jakarta, Kamis (13/11/2025). [Google Indonesia]
Baca 10 detik
  • Indonesia mencatat lonjakan adopsi AI dan pertumbuhan pendapatan aplikasi AI hingga 127 persen, tertinggi di Asia Tenggara.

  • Penggunaan AI sangat tinggi, dengan 80% pengguna harian dan 79% pekerja aktif meningkatkan keterampilan terkait AI.

  • Meski permintaan besar, investasi dan jumlah startup AI Indonesia masih tertinggal, sehingga diperlukan percepatan ekosistem inovasi dalam negeri

Suara.com - Indonesia tampil sebagai pemimpin regional dalam adopsi pengguna dan momentum komersial dari kecerdasan buatan (AI).

Hal ini didorong dengan jumlah penggunaan luar biasa terhadap aplikasi yang menggunakan teknologi AI.

Menurut laporan SEA e-Conomy 2025 yang dirilis Google, Temasek, dan Bain & Company, Indonesia mendulang lonjakan pendapatan hingga 127 persen.

Indonesia tercatatkan sebagai pemimpin kedua tertinggi di Asia Tenggara dengan 80 persen pengguna AI setiap hari.

"Investasi pada konektivitas dalam beberapa tahun terakhir telah membangun fondasi yang kuat bagi Indonesia untuk memimpin transformasi AI," kata Veronica Utami, Country Director, Google Indonesia, dalam keterangan resminya, Jumat (14/11/2025).

Pertumbuhan pendapatan aplikasi berbasis AI hingga 127 persen itu antara paruh pertama 2024 dan paruh pertama 2025.

Angka itu menjadi pertumbuhan tertinggi di Asia Tenggara.

“Kami melihat adopsi yang luas di kalangan bisnis, permintaan pasar yang kuat, dan respon positif pengguna yang luar biasa, semuanya menegaskan bahwa AI bukan sekadar gelombang teknologi baru, tetapi akan mengubah cara bisnis beroperasi dan berkembang," bebernya.

Ki-Ka : Felicia Wienathan, Communications Manager, Google Indonesia; Veronica Utami, Country Director, Google Indonesia dalam jumpa pers laporan SEA e-Conomy 2025 yang dirilis Google, Temasek, dan Bain & Company di Jakarta, Kamis (13/11/2025). [Google Indonesia]
Ki-Ka : Felicia Wienathan, Communications Manager, Google Indonesia; Veronica Utami, Country Director, Google Indonesia dalam jumpa pers laporan SEA e-Conomy 2025 yang dirilis Google, Temasek, dan Bain & Company di Jakarta, Kamis (13/11/2025). [Google Indonesia]

Lebih dari sekadar penggunaan harian, semangat untuk bertransformasi dengan AI juga terlihat di dunia kerja.

Baca Juga: Google Siap Hukum Aplikasi Android yang Boros Baterai

Tercatatkan sebanyak 79 persen pengguna aktif mempelajari dan meningkatkan keterampilan terkait AI.

Motivasi utama mereka adalah untuk meningkatkan efisiensi.

Alasan tertinggi mereka menggunakan AI adalah untuk menghemat waktu riset dan perbandingan (51 persen), mendapatkan rekomendasi yang lebih personal (35 persen), serta keamanan yang lebih baik (32 persen).

Namun, di tengah tingginya permintaan ini, investasi modal yang masuk ke sektor AI Indonesia masih belum sebanding dengan potensinya.

"Ekosistem pengembang dan startup lokal perlu tumbuh lebih cepat agar dapat menyeimbangkan permintaan besar dari konsumen dan tenaga kerja,” ungkap dia.

Jumlah startup AI di Indonesia (45+) dan porsi pendanaan (4 persen dari total ASEAN-10).

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI