-
Pernyataan kontroversial CEO Roblox soal isu predator anak memicu kritik dan sorotan publik.
-
Fitur pemindaian wajah dinilai lebih sebagai respons krisis daripada solusi keamanan yang efektif.
-
Banyak gugatan dan kasus eksploitasi menegaskan masalah keamanan Roblox bersifat serius dan sistemik.
Ia justru menyebut ide tersebut “brilian,” menambah panjang daftar komentar kontroversial dalam wawancara itu.
Masalah makin rumit setelah gugatan federal terbaru mengungkap kasus seorang anak berusia 10 tahun dari Johnson County yang dieksploitasi predator.
Tersangka diketahui pertama kali menghubunginya melalui Roblox.
Kasus ini hanyalah satu dari ratusan laporan firma hukum yang memosisikan Roblox sebagai “magnet predator".
Beberapa mini-game dengan nama mengerikan seperti “Escape to Epstein Island” dan akun pengguna dengan nama referensi pelaku kejahatan seksual diketahui dapat beredar bebas.
Meski Baszucki menegaskan bahwa banyak kejadian terjadi “di luar Roblox,” data dan jumlah gugatan menunjukkan masalahnya jauh lebih sistemik.
Dengan lebih dari 150 juta pengguna harian dan basis besar anak-anak, Roblox berada di persimpangan antara inovasi dan tanggung jawab publik.
Fitur verifikasi wajah mungkin menjawab sebagian masalah, namun pengawasan komunitas, moderasi agresif, dan kebijakan lebih ketat tampaknya masih sangat dibutuhkan.
Roblox kini berada di titik kritis: membuktikan bahwa mereka mampu membangun platform aman bagi anak, atau menghadapi tekanan hukum yang semakin berat.
Baca Juga: Baru Rilis, ARC Raiders Kalahkan Battlefield 6 Dua Pekan Beruntun di Steam