Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik

M Nurhadi Suara.Com
Kamis, 04 Desember 2025 | 19:49 WIB
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Video viral Bupati Bireuen Soal Lahan Banjir 'Bagus untuk Sawit' [IG/kotabandaaceh]
Baca 10 detik
  • Rekaman Bupati Bireuen meninjau banjir viral karena komentarnya mengenai tanah korban bencana dinilai tidak sensitif.
  • Bupati Mukhlis Takabeya menyarankan tanah bekas genangan lumpur tersebut cocok untuk ditanami pohon kelapa sawit.
  • Pernyataan bupati memicu perdebatan publik luas tentang empati pejabat di tengah kesulitan warga terdampak bencana.

Suara.com - ebuah rekaman percakapan dari lokasi bencana banjir di Kabupaten Bireuen, Aceh, mendadak viral di berbagai platform media sosial dan memicu perdebatan luas.

Video tersebut memperlihatkan Bupati Bireuen, Mukhlis Takabeya, bersama Kapolres Bireuen saat meninjau kawasan yang masih dipenuhi genangan lumpur tebal.

Namun, komentar yang dilontarkan sang bupati justru menyulut reaksi keras dan tanda tanya besar dari masyarakat.

Pernyataan tersebut dinilai tidak sensitif dan jauh dari harapan, mengingat kondisi masyarakat yang baru saja kehilangan rumah, harta benda, dan masih berjibaku membersihkan sisa lumpur akibat bencana yang melumpuhkan sejumlah wilayah.

Saat warga berharap mendapatkan kepastian mengenai bantuan, arahan pemulihan pascabencana, dan langkah cepat dari pemerintah daerah, Bupati Mukhlis justru mengalihkan fokus pembicaraan.

Dalam video yang beredar, Bupati Mukhlis menyatakan bahwa tanah yang terdampak banjir, dengan tekstur yang terlalu halus, tidak cocok dijadikan bahan material pembangunan, namun ia menilai tanah tersebut "paling bagus ditanami sawit".

Ia bahkan sempat menyinggung potensi kelapa sawit dengan berkata, "Sawit ini kaya pohon rumbia nanti batangnya."

Ucapan itu sontak menyulut kemarahan dan kebingungan. Warga dan warganet mempertanyakan relevansi pernyataan tersebut di tengah situasi darurat, di mana fokus utama seharusnya tetap pada penyelamatan, penanganan kerusakan, perbaikan akses jalur yang terputus, dan dukungan moral bagi korban.

Situasi di lapangan menunjukkan kondisi darurat: banyak rumah dan fasilitas yang terdampak lumpur tebal, dan sebagian warga masih bertahan di posko pengungsian. 

Baca Juga: Menhut Raja Juli Soal Sentilan 'Tobat Nasuha' Banjir Sumatra: Gus Imin Sudah Minta Maaf Via WA

Momen tersebut kemudian menjadi viral dan memicu pembahasan luas mengenai empati pejabat publik dan kepekaan dalam memberikan pernyataan di hadapan warga terdampak. Komentar-komentar pedas membanjiri media sosial, mencerminkan kekecewaan publik:

"Tidak peka. Masyarakat berduka dia bahas lahan sawit," tulis salah seorang netizen.

"Pemimpin gak layak. Saat ratusan rakyatnya mati, dia bahas lahan sawit," timpal netizen lain.

"Astaghfirullah, jauhkan kami dari pemimpin macam ini."

Publik menilai bahwa komentar seorang pejabat, terutama di momen krisis dan duka akibat bencana, memiliki pengaruh besar terhadap psikologis warga.

Pernyataan yang tidak selaras dengan kondisi penderitaan di lapangan hanya akan memperburuk situasi dan merusak kepercayaan masyarakat terhadap tata kelola bencana pemerintah daerah.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI