Cerita SMA Negeri 4 Mataram Soal Chromebook Era Nadiem Makarim : Tak Ada Office-nya

Selasa, 09 September 2025 | 21:12 WIB
Cerita SMA Negeri 4 Mataram Soal Chromebook Era Nadiem Makarim : Tak Ada Office-nya
Chromebook bantuan Eks Mendikbudristek Nadiem Makarim di SMA Negei 4 Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) [Suara.com/Buniamin]
Baca 10 detik
  • Dinamika Chromebook di Era Nadiem Makarim
  • SMA Negeri 4 Mataram Hanya Gunakan Untuk Ujian 
  • Yang Lebih dibutuhkan komputer untuk siswa 

Suara.com - SMA Negeri 4 Mataram pada tahun 2022 lalu mendapatkan sebanyak 15 unit Chromebook di zaman eks Mendikbudristek Nadiem Makarim.

Namun belasan Chromebook ini tidak bisa difungsikan maksimal karena hanya memiliki tiga aplikasi.

Program pengadaan ini, Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan laptop berbasis Chromebook.

Kepala SMA Negeri 4 Mataram Drs. Jauhari Khalid mengatakan selama ini bantuan yang diberikan hanya untuk ujian berbasis online saja oleh para siswa.

Sedangkan untuk kegiatan belajar mengajar sekolah negeri yang berada di Kecamatan Mataram hanya menggunakan komputer yang tersedia meski jumlahnya masih sangat terbatas.

Untuk kondisi belasan Chromebook yang diberikan saat ini dalam kondisi masih bagus.

“Itu bantuan tahun 2022,” katanya Selasa (9/9) pagi.

Ia mengatakan SMA Negeri 4 Mataram sebelumnya sudah mengusulkan bantuan computer ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB.

Karena biasanya bantuan komputer melalui pemda akan dialokasikan dari Dana Alokasi Khusus (DAK).

Baca Juga: Nadiem Makarim Terseret Kasus Korupsi, Ini Kelebihan dan Kekurangan Laptop Chromebook

“Spesifikasinya sudah kita sampai usulan itu dan sudah juga kita cantumkan. Tapi kita dikasih itu,” katanya.

Chromebook yang dibagikan ini langsung bersumber langsung pemerintah pusat dan bukan yang bersumber dari DAK.

“Kalau di dinas dulu dan kemudian menganalisis sekolah mana yang mengusulkan membutuhkan kemudian diberikan,” katanya.

Diterangkan Jauhari, pengusulan computer PC all in one oleh pihak sekolah agar bisa digunakan oleh para siswa belajar pengenalan komputer dasar.

Sehingga tidak hanya untuk ujian melainkan juga belajar oleh para siswa.

Namun Chromebook yang diberikan hanya digunakan untuk ujian saja dan setelah itu tidak terlalu difungsikan.

“Kalau Chromebook hanya untuk ujian online saja. Itu sudah dipakai untuk ujian. Itu hanya bisa diakses kalau ada jaringan internet,” katanya.

Dalam Chromebook tersebut hanya tiga aplikasi yang bisa digunakan yaitu Google Chrome, Canva dan aplikasi untuk Screenshoot gambar.

“Kalau office itu tidak ada. Kalau kita mau akalin ya harus pakai jaringan internet,” tegas Jauhari.

Dengan adanya kasus ini, SMA Negeri 4 Mataram sudah dipanggil kejaksaan tinggi untuk dimintai surat berita acara serah terima (BAST).

Selain itu, pihak sekolah juga membawa satu unit cromebook.

“Merek yang kita dapat itu Axio. Tidak ada yang bilang untuk penarikan. Kita lihat perkembangannya saja,” katanya.

Ia mengatakan, sejauh ini belum ada surat untuk penarikan Chromebook dari sekolah. Apakah nantinya akan ditarik atau tidak dengan adanya kasus yang berkembang saat ini.

“Kita itu butuhnya komputer. Idealnya butuh 36 unit sesuai dengan jumlah siswa. Tapi yang kita punya sekarang hanya 17 unit PC komputer jadi masih kurang,” katanya.

Kontributor Buniamin

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI