Suara.com - Harga emas kembali merosot pada perdagangan Rabu (19/2/2014) menyusul komitmen Bank Sentral Amerika (The Fed) untuk tetap mengurangi stimulus. Pada pergerakan kemarin, perdagangan emas dibuka pada kisaran 1321.91 dolar Amerika per troy ounce. Sejak pembukaan, harga emas langsung melemah dengan bergerak ke bawah menuju harga terendah hariannya pada kisaran 1308.77 dolar Amerika per troy ounce.
Akhirnya pergerakan emas di tutup pada kisaran 1311.33 dolar Amerika per troy ounce. Dikutip dari laman Antamgold.com, Senior Consultant & Market Research, Fredy Rodo mengungkapkan, pergerakan emas pada grafik 4 jam-an masih terus bergerak bullish.
“Harga emas terlihat berada di antara indikator simple moving average 50 dan 20 yang merupakan area support dan resistan bagi pergerakan emas. Indikator relative strength index (RSI 14) berada di level 49 dengan memberikan indikasi harga berada dalam kondisi bearish. Demikian juga, indikator momentum 14 masih memberikan indikasi akan bergerak bearish minor,” kata Fredy.
Kata dia, saat ini harga emas terlihat sedang terkoreksi ke bawah dengan bergerak menuju 1308.21 dolar Amerika per troy ounce. Pecahnya area tersebut akan membawa harga emas bergerak ke bawah menuju 1293.54 dolar Amerika per troy ounce.
“Sebaliknya waspadai jika harga emas menguat terhadap dollar dan harga emas tertahan kuat di atas support 1308.21 dolar Amerika per troy ounce dan muncul sinyal bullish di sekitar area tersebut membuka potensi harga akan bergerak ke atas menuju resistan 1331.92 dolar Amerika per troy ounce,” ujarnya.
Emas jatuh pada Rabu karena teredam data harga produsen AS yang akhirnya memicu penjualan emas menjelang rilis pertemuan Januari Federal Reserve AS. Laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan sedikit tanda-tanda kenaikan harga yang membebani inflasi. Data ekonomi yang terpisah juga menunjukkan bahwa housing starts AS membukukan penurunan terbesar dalam hampir tiga tahun juga gagal mengangkat emas.