Suara.com - Sebagian pengguna kendaraan yang selama ini menjadi konsumen solar mengeluhkan kebijakan pemerintah menghapus solar bersubsidi di kawasan Jakarta Pusat. Penghapusan solar subsidi resmi diterapkan mulai hari ini, Jumat (1/8/2014).
"Ya merasa terbebani ya, mas, dari Rp6 ribu menjadi Rp12 ribuan," kata Rangga saat ditemui suara.com di SPBU Keramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (1/8/2014) siang.
Menurut Rangga, kebijakan perubahan harga BBM dilakukan lantaran banyaknya kasus penyelundupan bahan bakar yang dilakukan oleh mafia. "Lalu, kenapa subsidinya dicabut," katanya.
Itu sebabnya, Rangga berharap pemerintah mempertimbangkan kembali pencabutan solar bersubsidi. Kebijakan tersebut, menurut dia, hanya mengorbankan masyarakat.
Ia minta pemerintah melalui aparat menindak mafia minyak yang selama ini melakukan operasi penyelundupan solar.
Dengan demikian, kata Rangga, beban anggaran negara yang menyimpang karena ulah mafia minyak, dapat teratasi tanpa mengorbankan masyarakat.
Melalui sosialisasi di SPBU, Pertamina mengajak masyarakat beralih menggunakan solar non subsidi karena saat ini telah disediakan solar yang berkualitas lebih baik dari solar bersubsidi.
Tujuan pemerintah mengeluarkan kebijakan tersebut adalah agar tidak lagi membebani anggaran pemerintah terhadap pembiayaan subsidi bahan bakar minyak.