Suara.com - Beberapa waktu, Bank Indonesia memutuskan untuk memangkas batas atas target pertumbuhan ekonomi di 2016 menjadi 5 hingga 5,4 persen dari sebelumnya 5,2 sampai 5, persen. Penurunan target pertumbuhan tersebut lantaran hasil laporan pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2016 hanya 4,92 persen.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengaku tak heran dengan apa yang dilakukan oleh Bank Indonesia tersebut. Pasalnya, jika perekonomian dilihat disisi moneter mengalami perlambatan.
“Seperti pertumbuhan kredit terus pertumbuhan keuangan. Jadi wajar kalau BI merevisi target pertumbuhan. Memang kalau dilihat dari pendekatan keuangannya memang agak turun ke bawah,” kata Darmin di Jakarta, Senin (23/5/2016).
Namun, kata Darmin, jika dilihat dari pendekatan sektor rill justru mengalami pertumbuhan yang sangat baik. Jika melihat adanya pertumbuhan di sektor rill, seharusnya BI tidak perlu memangkas target pertumbuhan ekonomi 2016.
“Pembangunan infrastruktur kan jalan, kemudian pemerintah punya program untuk mendorong sektor riilnya, industrinya, perikanan, pariwisatanya. Maka kalau dilihat dari arah itu, seharusnya tidak usah di-adjust ke bawah,” katanya.
Kendati demikian, Darmin mengaku optimistis jika perekonomian Indonesia pada 2017 mendatang akan mengalami perbaikan. Pasalnya, di tahun tersebut sudah banyak proyek infrastruktur yang dapat digunakan.