Jurus 4K Bank Indonesia Hadapi Inflasi

Kamis, 02 Juni 2016 | 16:19 WIB
Jurus 4K Bank Indonesia Hadapi Inflasi
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (25/4). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Inflasi masih menjadi hal yang menakutkan bagi perekonomian di Indonesia. Apalagi, menjelang Ramadan.

Saat Ramadan dan menjelang Idul Fitri harga-harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan yang tidak terkendali. Melonjaknya harga kebutuhan pokok, terutama pangan, akan diikuti inflasi yang tinggi.

Namun, Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo mengatakan Bank Indonesia memiliki jurus yang dijamin dapat menekan inflasi. Namun, hal ini juga perlu kerjasama dari pemerintah daerah untuk menekan inflasi. Pasalnya, sekitar 80 persen inflasi disumbang dari daerah.

"Sebesar 80 persen inflasi di daerah kita itu harus dikendalikan dan kita tahu bahwa Indonesia terdiri dari 17.000 pulau tapi hanya beberapa pulau besar tersebut inflasinya ada di bawah 6 persen atau di atas 8 persen. Itu perlu dicermati," kata Agus saat ditemui di kantor Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (2/6/2016).

Agus mengatakan, empat jurus tersebut adalah, pertama, ketersediaan pasokan. Ini menyakini bahwa masing-masing daerah harus mempunyai komoditas strategi masing-masing. Ini dilakukan untuk mengantisipasi hari-hari besar.

"Paling penting adalah mandiri, untuk indentifikasi komoditi harus ada kerja sama antar daerah. Kalau nggak ada ketersediaan pangan ya pedagang ngerti. Dia bakal menaikan harganya," katanya.

Kedua, kelancaran distribusi. Dimana ini menjadi hal penting untuk mengendalikan harga. Jika distribusi tidak lancar, sedangkan permintaan terus meningkat, lonjakan harga akan terjadi dan inflasi tak bisa dibendung.

"Kayak tadi dikatakan, 540 oersen bawang di Brebes surplus, tapi harga di tempat lain tinggi, ini kan nggak seimbang. Jadi ini harus diperhatikan," katanya.

Ketiga, keterjangkauan harga. pemerintah daerah harus dapat mencari harga utama untuk komoditas tertentu.

"Biasanya kita cari pasar induk (contoh harga beras) yang ada di lingkungan untuk membentuk harga yang efisien. Ini  bisa dilakukan melalui sistem lelang atau mencantumkan harga publik sehingga menghasilkan informasi yang baik untuk masyarakat tersebut," ungkapnya.

Terakhir adalah, permasalah komunikasi untuk kendalikan harga. "Ini dilakukan agar jika ada spekulasi harga naik, untuk selalu komunikasi. Contoh kalau perlu datang ke gudang beras untuk memastikan stoknya ada," katanya.

Dengan keempat langkah strategis tersebut maka dipastikan inflasi daerah dapat tetap terjaga. "Kuncinya jaga ketersedian pasokan, kendalikan harga, pengelolaan distribusi dan selalu komunikasi," kata Agus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI