Netty Ingin Adaptasi Sistem Koordinasi Dekranasda Jatim

Siswanto Suara.Com
Kamis, 28 Desember 2017 | 14:15 WIB
Netty Ingin Adaptasi Sistem Koordinasi Dekranasda Jatim
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Jawa Barat Netty Heryawan [dok. pemprov Jabar]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Jawa Barat Netty Heryawan melakukan kunjungan kerja ke kantor Dekranasda Provinsi Jawa Timur pada Rabu (27/12/17), sore.

Ada yang membuat Netty terinspirasi dari Dekranasda Jatim, yaitu sumber pembiayaan yang dilakukan Dekranasda Jatim yang mampu bersinergi dengan Organisasi Perangkat Daerah terkait, sedangkan hingga saat ini sumber pembiayaan Dekranasda Jabar hanya bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat saja.

“Apa yang telah disampaikan tadi akan menjadi catatan bagi Dekranasda Provinsi Jawa Barat untuk terus memperbaiki pola kerja, pola hubungan dengan perangkat daerah yang ada di Provinsi Jawa Barat,” tutur Netty.

"Sebetulnya selama ini metode kerja kita sudah seperti itu, namun pembiayaannya hanya dipusatkan pada satu perangkat daerah yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, nanti kalau ada kegiatan yang bisa menyertakan dekranasda dengan pengrajin dan produk unggulannya biasanya kami tetap koordinasi,” tambahnya.

Terungkap pada pertemuan, sumber pembiayaan Dekranasda Jatim bersinergi dengan tujuh OPD di Pemerintah Provinsi Jawa Timur, yakni berasal dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Komunikasi dan Informatika, Dinas Penanaman Modal, dan Biro Administrasi Perekonomian.

Ketua Harian Dekranasda Jatim sekaligus Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur, Moch. Ardi mengatakan bahwa Dekranasda Jatim sudah lama progresif bersinergi dengan stakeholder terkait dalam rangka pemberdayaan Usaha Kecil Menengah kerajinan di Jawa Timur. Hal tersebut dilakukan agar nantinya pengrajin yang berada dibawah naungan Dekranasda Jatim mampu bersaing menuju tatanan global dengan mengikutsertakan para pengrajin ke event-event besar baik tingkat daerah, nasional maupun internasional.

“Jadi kita sinergitas dengan OPD terkait dengan UKM dan kerajinan. Ketujuh OPD inilah yang hari-harinya berkaitan dengan dekranasda, sehingga kalau kami rapat baik tentang pameran, promosi, maupun pelatihan kami akan mengkutsertakan mereka (OPD terkait),” kata Ardi.

“Kami lakukan seperti ini karena ada beberapa kegiatan yang memang fungsinya Dekranasda, tapi harus kami padu padankan dengan Tim Terpadu Pameran Jatim, misalnya kita mau ke luar negeri atau ikut event besar, nah seluruh OPD tadi disatukan agar kekuatannya (dananya) besar,” kata dia.

Guna mengadaptasi sistem koordinasi tersebut, Netty mengungkapkan sebaiknya ada pembagian beban kerja pembiayaan yang didistribusikan pada berbagai perangkat daerah, bukan hanya dibebankan pada satu pihak, yakni Disperindag. Keterlibatan perangkat-perangkat daerah dalam hal ini tentu dapat menjadi salah satu bentuk dukungan yang dapat mengakomodasi baik pada Dekranasda maupun pada para perajin dan produsen lokal agar dapat memperluas akses pasarnya, berjejaring dan menambah wawasan tentang bisnis yang digelutinya.

“Meskipun kerja-kerja kita sudah mulai koordinatif tapi tentu akan lebih baik dan semakin prima. Termasuk peluang dan kesempatan kita untuk mempromosikan kerajinan semakin tahun yang mem-back up yang memberikan dukungan bukan hanya satu perangkat searah tapi beberapa perangkat daerah ikut mengalokasikan angaran untuk upaya-upaya pengembangan yang kita lakukan,” kata Netty.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI