Adapun target 2018 sebesar 6,57 persen. Pendapatan per kapita warga melonjak 120 persen menjadi Rp 45 juta per orang per tahun pada 2017, dibanding posisi 2011.
“Kami bersyukur, pendapatan per kapita warga Banyuwangi rata-rata sudah di atas US$ 3 ribu per tahun. Level itu yang sering dikategorikan sebagai bagian dari kelas menengah. Tugas menantang ke depan adalah semakin mendorong pemerataan ekonomi hingga ke desa-desa, yang terus kita upayakan antara lain lewat program smart kampung,” ujar Anas.
Keberhasilan itu mendapatkan berbagai pengakuan dari internasional. Pada 2016, inovasi pengembangan pariwisata Banyuwangi mendapat apreasiasi dari Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pariwisata (NWTO).
Penghargaannya pun sangat bergengsi, yaitu Awards for Excellence and Innovation in Tourism untuk kategori Inovasi Kebijakan Publik dan Tata Kelola.
Penghargaan terbaru, daerah berjuluk The Sunrise of Java ini menyabet ASEAN Tourism Standard Award (ASEAN) 2018, kategori Clean Tourist City, di Chiang Mai, Thailand.
"Global standar ini penting untuk mendorong kita semua terus berbenah, sekaligus meningkatkan kepercayaan diri dan publik. Ini akan mendorong pariwisata Banyuwangi lebih baik lagi," katanya.