Menkeu Sri Mulyani Siapkan Rp 99 Triliun untuk Ketahanan Pangan 2021

Rabu, 18 November 2020 | 19:09 WIB
Menkeu Sri Mulyani Siapkan Rp 99 Triliun untuk Ketahanan Pangan 2021
Menteri Keuangan Sri Mulyani
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi Covid-19 telah mengoyak sendi perekonomian Indonesia. Hal tersebut ditunjukkan oleh kontraksi pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 sebesar minus 3,49 persen.

Indonesia pun resmi masuk ke dalam resesi karena sebelumnya ekonomi kuartal II juga tumbuh negatif, atau sebesar 5,2 persen.

Namun, di tengah negatifnya pertumbuhan ekonomi nasional, sektor pertanian masih mampu mencatatkan pertumbuhan positif. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian kuartal III bertumbuh 1,01 persen.

Sementara lima sektor utama lainnya justru bertumbuh negatif. Industri pengolahan tercatat minus 4,31 persen, perdagangan minus 503 persen, konstruksi minus 4,52 persen, serta pertambangan minus 4,28 persen.

Berdasarkan fakta tersebut, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia menilai sektor pertanian dan pangan bisa menjadi kunci pendorong pemulihan ekonomi nasional.

“Hanya saja itu perlu didukung dengan upaya memulihkan tingkat konsumsi domestik yang tertekan oleh pandemi Covid-19,” kata Ketua Komite Tetap Ketahanan Pangan KADIN Franciscus Welirang dalam diskusi Jakarta Food Security Summit ke-5 yang diselenggarakan secara virtual di Jakarta, Rabu (18/11/2020).

Menurut Franciscus, agar sektor pangan dapat berkembang perlu adanya langkah dan kebijakan untuk memaksimalkan kekuatan pasar domestik menjadi strategis, baik dari sisi permintaan maupun suplai.

Dari sisi permintaan, daya beli masyarakat perlu didorong. Adapun dari sisi suplai, perlu terobosan untuk mensubstitusi komoditas pangan impor melalui peningkatan produksi dalam negeri, seperti daging sapi, sayuran dan buah-buahan.

“Faktor suplai dan permintaan ini perlu dikelola agar terjadi keberlanjutan produksi di sektor pertanian sehingga harga komoditasnya stabil dan kesejahteraan petani meningkat,” ujarnya.

Baca Juga: Guru Honorer Dapat Rp 1,8 Juta dari Pemerintah, Ini Syaratnya

Franciscus juga menekankan pentingnya peran koperasi petani dalam sebuah ekosistem pertanian. Koperasi, kata dia, bisa berperan membantu petani, khususnya menjadi jembatan dengan perbankan nasional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI