Dukung Pertanian Indonesia, 3 Wilayah di Banten Jalankan Program FMSRB

Sabtu, 08 Mei 2021 | 18:59 WIB
Dukung Pertanian Indonesia, 3 Wilayah di Banten Jalankan Program FMSRB
Kementan dorong gerakan P2L untuk perkuat ketahanan pangan. (Dok. Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ia menambahkan, dengan kegiatan ini, para petani senang, karena mereka difasilitasi. Fasilitasi berkaitan dengan airnya, dengan irigasinya, dengan teraseringnya, sehingga para petani sangat senang dan hasilnya positif.

"Yang sudah berjalan untuk program ini ada 3 kabupaten, yakni Serang, Pandeglang dan Lebak. Ke depan, kalau program ini berlanjut, akan diterapkan juga untuk provinsi lainnya. Semoga tahun depan bisa juga berjalan di Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah, sesuai dengan kesepakatan bersama. Karena sifatnya on granting, maka harus ada penyiapan dana dari APBD. Ada bupati yang merespons dan ada bupati yang masih ragu terhadap program ini," tutur Sarwo.

Mohamad Baidowi, Konsultan Program FMSRB Kabupaten Lebak mengatakan, kegiatan FMSRB dilakukan melalui berbagai program. Seperti penanaman pada wilayah konservasi dan optimasi, pembangunan infrastruktur pertanian, serta program pemberdayaan berbasis gender berupa pelatihan dan pendampingan yang dilakukan terhadap kelompok tani penerima manfaat.

"Dengan harapan, terjadi peningkatan nilai tambah ekonomi keluarga petani, sehingga dapat mengangkat perekonomian masyarakat tani menuju kesejahteraan," ujarnya.

Menurutnya, untuk berangkat dari perspektif pemberdayaan, ada tiga hal sebagai aspek penting dalam menunjang keberhasilan pemberdayaan bidang pertanian. Pertama, pengembangan potensi lokal, program pembangunan seyogyanya didasarkan pada potensi lokal yang dimiliki.

"Potensi lokal sebagai aspek penting yang dimiliki masyarakat tidak dapat dinafikan, baik pada aspek SDM maupun SDA yang dimiliki, keduanya merupakan modal capital sebagai pondasi keberhasilan pemberdayaan," jelasnya.

Pemberdayaan yang diarahkan pada pengembangan potensi lokal seharusnya akan lebih memungkinkan untuk dilakukan secara efektif. Hal tersebut akan berkaitan dengan aspek cultural masyarakat yang dapat mendorong sikap dan prilaku masyarakat sesuai tujuan pemberdayaan yang diharapkan.

"Secara psikologis, masyarakat tani akan lebih cenderung menguasai apa yang mereka ketahui dan biasa mereka lakukan, sehingga diseminasi pemberdayaan yang didasarkan atas potensi lokal yang ada akan lebih efektif dalam memperluas pengetahuan, mendorong sikap dan perilaku masyarakat tani dalam melakukan arahan sesuai program yang dilakukan.

"Dengan hal tersebut, maka tujuan pemberdayaan diharapkan dapat tercapai," tambahnya.

Baca Juga: IDI Dukung Penelitian Kementan, Eucalyptus Miliki Peluang Lawan Covid-19

Kedua, peningkatan kapasitas SDM bidang pertanian. Berbagai persoalan yang dihadapi oleh petani, misalnya rendahnya kapasitas SDM yang dimiliki, rendahnya kapasitas tersebut pada akhirnya menjadi hambatan dalam pembangunan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI