Memahami kebutuhan pasar, Hong lantas mewawancarai orang-orang tunanetra untuk mengetahui kebutuhan mereka, dan mengajak para ahli untuk mencari solusi.
Kemudian, dengan pengalamannya di bisnis fesyen, Hong mengumpulkan satu investor yang mendukung visinya dengan investasi USD300.000 untuk 30% saham.
“Latar belakang saya sebagai CEO membantu saya,” katanya. “Saya belajar bahwa meskipun saya tidak memiliki latar belakang teknologi, saya dapat mempekerjakan semua orang ini.”
Enam bulan kemudian, jam tangan pintar braille Paradox Computers seharga USD80 telah terjual ratusan dengan 3.000 pre-order dari China yang saat ini sedang dikerjakan. Namun di tengah kesuksesannya, Hong mengatakan dia tetap berkomitmen untuk mengikuti studinya.
“Ketika bisnis berkembang pesat, saya berpikir untuk putus sekolah. Tetapi saya bertemu banyak CEO dan mereka semua mengatakan kepada saya bahwa saya harus kuliah,” pungkasnya.