“Melalui pelatihan ini, kami harap akan banyak masyarakat maupun kelompok yang terlibat dalam budidaya maggot, sehingga pengelolaan sampah di Kota Bontang lebih maksimal melalui sinergi dan kerjasama Pemerintah dengan Pupuk Kaltim,” papar Riwan.
Dirinya berharap pelatihan Dry Maggot ini bisa menjadi peluang baru pengembangan potensi BSF untuk produk turunan yang bernilai ekonomi, sehingga manfaat budidaya BSF tak hanya dirasakan bagi lingkungan secara umum saja, tapi juga kesejahteraan masyarakat, karena nilai jual maggot yang terbilang tinggi untuk kebutuhan berbagai produk.
“Dari pelatihan ini, manfaat tidak hanya tentang menekan jumlah sampah, tapi juga mengembangkan peluang yang bernilai ekonomi dari sampah organik yang dipilah, sehingga turut berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat,” harap Riwan.
Henri Supranto, pemateri dari Omah Maggot Jogja, menjelaskan kemampuan maggot terbilang luar biasa dalam mengurai sampak organik. Maggot bisa dipandang sebagai sumber daya yang memiliki potensi untuk peluang ekonomi selain manfaat terhadap lingkungan.
Budidaya maggot mudah dikerjakan, tidak membutuhkan lahan yang luas, mengandung zat antibiotik alami, sehingga tidak membawa agen penyakit serta tidak menimbulkan bau busuk.
“Maggot memiliki nilai protein tinggi berkisar 35-46% dan asam amino yang dibutuhkan makhluk hidup. Olahan maggot bisa kemana-mana, karena bisa diekstrak protein atau asam aminonya untuk industri make up dan sebagainya,” terang Henri.